REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Ahmad Satori Ismail menjelaskan soal lingkungan dalam pandangan Islam. Dalam Islam, kata dia, terdapat tujuh amalan yang, jika dilakukan, pahalanya tidak terputus.
Ketujuh hal itu adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh, sedekah jariyah, membuat sungai mengalir dengan lancar, membangun jalan, mewariskan mushaf Alquran, dan menanam pohon.
"Dalam Islam itu ada salah satu pahala yang tidak pernah terputus pahalanya, selain ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh, dan sedekah jariyah, tapi juga menanam pohon. Sebab, (pohon) terus-menerus mengeluarkan oksigen, membantu orang, terkadang ada orang berteduh di bawahnya," tutur dia kepada Republika.co.id, Senin (29/7).
"Selama pohon itu masih ada, maka pahalanya (untuk yang menanam --Red) terus mengalir. Jadi tujuh amalan ini tidak terhapus amalannya," paparnya.
Selain itu, seseorang yang membuat aliran sungai menjadi lancar, atau membersihkan selokan seperti kerja bakti yang sering dilakukan masyarakat, pun demikian. Orang yang melakukan perbuatan ini akan diganjar pahala yang tak henti-hentinya.
"Karena kan perbuatan ini bisa membuat lingkungan terbebas dari banjir, dan berbagai macam hal. Jadi lingkungan dalam Islam itu sangat diperhatikan," kata dia.
Satori pun berharap masyarakat pada waktu menjelang Hari Idul Adha ini mementingkan kelestarian lingkungan dengan berbagai upaya. Misalnya dengan melakukan upaya mendaur ulang barang-barang berbahan plastik jika memang tidak ada pilihan untuk membungkus daging dengan bahan plastik.
"Seandainya dikumpulkan dan bisa didaur ulang, sehingga tidak membahayakan lingkungna maka umat ini wajib mengarah ke sana," ungkap dia.