Rabu 31 Jul 2019 10:37 WIB

Puncak Sifat Dermawan Rasul: Merasa Malu tak Bisa Memberi

Rasulullah SAW mencontohkan sifat dermawan yang luar biasa

Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW merupakan teladan yang sempurna. Beliau mencontohkan begitu banyak sifat mulia, termasuk kedermawanan.

Nabi SAW memiliki sifat pemberi. Suatu hari, datang seorang perempuan yang menghadiahkan baju kepada beliau. "Wahai Rasulullah, aku ingin menghadiahkan baju ini untuk engkau," kata perempuan itu.

Baca Juga

Rasulullah pun menerima hadiah ini. Pada hari itu, beliau memang sedang membutuhkan baju. Pemberian dari perempuan itu lantas dikenakannya.

Selang beberapa lama kemudian, datang seorang sahabat beliau. Pria ini menyadari bahwa Nabi SAW baru saja menerima hadiah. "Wahai Rasulullah, alangkah bagusnya baju ini. Sudikah engkau memberikannya kepadaku?"

"Ya," jawab Rasul SAW yang langsung memberikan baju itu kepadanya.

Sesudah Rasulullah SAW beranjak dari tempat itu, para sahabat lain menegur orang yang telah meminta baju itu. "Padahal, kamu mengetahui bahwa Rasulullah membutuhkannya. Tahukah engkau, beliau tidak akan menolak seseorang yang meminta sesuatu kepadanya?"

Dalam kisah lain yang diriwayatkan Jabir RA, terungkap sifat dermawan Rasulullah SAW. Beliau tak pernah segan memberi bahkan ketika dalam kondisi yang serba terbatas.

Suatu ketika, Rasulullah SAW sedang duduk di dekat rumahnya. Kemudian, datang seorang anak kecil.

"Wahai Rasulullah, ibuku memohon kepadamu agar ia diberi sebuah gamis," kata si anak.

"Tunggulah hingga barang itu ada, maka engkau dapat datang lagi," jawab Rasul SAW.

Anak itu pun pulang ke rumahnya. Dia mengabarkan pesan Rasulullah SAW kepada ibundanya.

"Datanglah lagi kepada Rasulullah. Katakan kepadanya, ibu meminta gamis yang sedang dipakainya," ujar ibu si anak itu.

Maka anak ini datang lagi kepada Rasulullah SAW untuk menyampaikan pesan ibunya. Mendengar itu, Rasulullah SAW kemudian masuk ke dalam rumahnya dan menanggalkan gamis yang sedang dipakainya.

Si anak menerima baju itu dengan suka cita. Kemudian, Rasul SAW pun duduk di dalam rumahnya. Tidak berbaju.

Sesaat kemudian, terdengar Bilal mengumandangkan azan. Jamaah di dalam masjid sempat menunggu beberapa saat sebelum Rasulullah SAW keluar dari rumahnya untuk memimpin shalat.

Menurut Ahmad Muhammad al-Hufy dalam bukunya, Rujukan Induk Akhlak Rasulullah, puncak kedermawanan Nabi SAW ialah merasa malu bila tak bisa memberi kepada orang yang meminta kepadanya. Beliau merasa malu kalau orang yang meminta itu pulang dengan tangan hampa.

Dalam suatu riwayat disebutkan, seseorang meminta kepada Rasulullah SAW, tetapi beliau sedang tak memiliki sesuatu yang dipinta itu.

Maka beliau berkata kepadanya, "Aku sedang tidak mempunyai apa-apa, tetapi engkau silakan membeli kebutuhanmu itu atas tanggunganku, nanti kalau aku sudah memiliki uang, aku akan membayarnya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement