REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Sepak Bola Akmal Marhali memberikan komentarnya terkait drama menuju leg kedua final Piala Indonesia musim 2018/2019. Duel PSM Makassar vs Persija Jakarta seharusnya sudah berlangsung pada Ahad (28/7).
Namun karena adanya insiden penyerangan terhadap bus tim Persija, skuat Macan Kemayoran enggan bertanding. Pihak federasi lantas memutuskan bigmatch tersebut ditunda.
Pada Selasa (6/8), leg kedua final Piala Indonesia berlangsung di Makassar. Penundaan ini berdampak pada aksi perang komen para suporter di media sosial (medsos).
Akmal menilai itulah karakter pendukung sepak bola di medsos. Ini bukan hanya terjadi di laga ini, tapi juga di beberapa pertandingan liga, baik Liga 1 maupun Liga 2.
"Yang harus dibenahi adalah bagaimana mendewasakan suporter kita agar lebih bijak memberikan dukungan dan berpikir obyektif," kata tokoh yang menjabat sebagai Koordinator Save Our Soccer (SOS) kepada Republika.co.id, Rabu (31/7).
Akmal berharap semua organisasi suporter bisa memberikan edukasi pada anggotanya. Sepak bola, menurutnya, bukan fanatisme buta yang justru merugikan semua pihak.
Jika ada insiden yang mengganggu keamanan, lanjut Akmal, harus diselesaikan secara menyeluruh. Sehingga tak ada lagi pemikiran untuk membalas dendam.
Akmal meminta panitia bisa mengantisipasi hal ini, baik panitia lokal maupun PSSI. "PSSI harus hadir lebih awal untuk mengkondusifkan suasana. Menjamin kenyamanan bagi siapa saja yang menonton pertandingan," ujarnya.
Selanjutnya, yang tak kalah penting adalah sikap legowo. Setiap pendukung, baik itu the Jakmania, maupun the Macz Man harus siap menerima apa pun hasil pertandingan.
Benang merahnya, jelas Akmal, lagi-lagi PSSI. Federasi perlu menjamin adanya pertandingan yang sportif untuk semua pihak. "Opini-opini negatif bisa saja muncul karena situasi ini harus bisa dicover PSSI," jelasnya.