Rabu 31 Jul 2019 21:49 WIB

Airlangga: Industri Makanan dan Minuman Tumbuh Positif

Sektor ini berkontribusi besar terhadap PDB industri non migas, sebesar 35,58 persen.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Presdir PT Nestle Indonesia, Dharnesh Gordhon, saat melakukan peletakan baru pertama sebagai penanda pembangunan perluasan pabrik di tiga wilayah di mulai, Rabu (31/7).
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Presdir PT Nestle Indonesia, Dharnesh Gordhon, saat melakukan peletakan baru pertama sebagai penanda pembangunan perluasan pabrik di tiga wilayah di mulai, Rabu (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kementerian Perindustrian, mengapresiasi ekspansi atau pengembangan usaha yang dilakukan oleh PT Nestle Indonesia. Mengingat, perusahaan asal Swiss tersebut, saat ini memerluas tiga pabriknya di tiga wilayah yang ada di Indonesia. Untuk perluasan tiga pabrik ini, nilai investasinya mencapai Rp 1,4 triliun.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan, sektor industri makanan dan minuman di Indonesia ini, memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar. Sampai dengan tri wulan pertama di 2019, pertumbuhan PDB industri makanan dan minuman mencapai 6,77 persen di atas pertumbuhan PDB industri nasional yang mencapai 5,07 persen.

"Bahkan, berdasarkan catatan kami, produksi Nestle pada tri wulan pertama ini, tumbuh dua kali lipatnya dari PDB industri makanan dan minuman," ujar Airlangga, saat menghadiri seremoni peletakan batu pertama perluasan pabrik Nestle di Kawasa  Industri Surya Cipta, Desa Kutanagara, Kecamatan Ciampel, Karawang, Rabu (31/7).

Dengan kondisi ini, berarti sektor industri makanan dan minuman saat ini terlihat sangat cerah. Apalagi, sektor ini berkontribusi besar terhadap PDB industri non migas, sebesar 35,58 persen. Hal ini, menjadikannya sebagai salah satu sektor dengan kontribusi PDB terbesar.

Pada 2018 lalu, ekspor industri makanan dan minuman, masing-masing tumbuh sebesar 11,71 persen dan 3,16 persen. Di sisi lain, sektor itu mampu menarik investasi sebesar 383 juta USD atau Rp 8,9 triliun. Serta, mampu menyerap tenaga kerja 1,2 juta jiwa.

Dengan perluasan tiga pabrik milik Nestle ini, Airlangga berharap bisa berdampak positif bagi seluruh elemen masyarakat. Apalagi, Nestle Indonesia memilih menjadikan 50 ribu petani kopi, kakao dan peternak sapi menjadi mitra usahanya.

"Mitra usaha yang telah dijalankan Nestle ini, bisa dikembangkan dan diterapkan oleh pelaku industri lainnya," ujarnya.

Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Dharnesh Gordhon mengatakan, pabrik yang ada di Karawang ini lebih prioritas memroduksi sejumlah produk. Seperti, Bear Brand, Milo dan Maggi. Sedangkan, pabrik yang di dua daerah lainnya, fokus pada produksi seperti produk kopi instan, kopi miks Nescafe, serta produk olahan susu lainnya.

"Perluasan pabrik ini, merupakan bentuk nyata dari komitmen Nestle Indonesia untuk menciptakan manfaat bersama," ujar Dharnesh.

Menurut Dharnesh, dengan perluasan tiga pabrik ini, diharapkan bisa memberikan dampak positif. Tak hanya terhadap para pemegang saham, melainkan juga bisa berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan 50 ribu petani dan peternak yang jadi mitra usaha Nestle.

Mengingat, produksi perusahaannya ini sangat tergantung pada hasil kerja para petani dan peternak tersebut. Adapun yang jadi mitra usaha ini, yakni petani kopi, petani kakao dan peternak susu sapi perah. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement