REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah hingga kini masih menjadi masalah yang penanganannya belum sempurna. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang kian hari kian bertambah. Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Muhammadiyah pun secara tegas memerangi sampah plastik.
Bersama Ketua MLH PP Muhammadi yah, Prof Muhjidin Mawardi, wartawan Republika, Zahrotul Oktaviani mendalami hal-hal yang sudah dilakukan lembaga ini.
Bagaimana MLH Muhammadiyah melihat penggunaan plastik di Indonesia?
Memang sudah melebihi ambang batas dari kemampuan ya. Karena, lagi-lagi ditambah isu sampah plastik dari beberapa negara. Ini menambah rawan risiko dari sampah plastik.
Persoalan sampah plastik ini bukan persoalan yang kecil. Ini persoalan besar. Lama-kelamaan, bumi ini tertimbun oleh sampah. Belum lagi Indonesia terkenal dengan penggunaan plastiknya yang banyak dan menghasilkan sampah plastik yang banyak juga.
Sejak kapan Muhammadiyah mencetuskan program memerangi sampah plastik?
Kita secara eksplisit memang tidak melakukan gerakan atau gebrakan program melawan sampah plastik. Tapi, program ini sudah lama dicanangkan dan kita jalankan. Kita mulai dari pendidikan-pendidikan yang ada di sekolah Muhammadiyah. Siswasiswa kita diminta untuk menabung plastik, baik yang ditemukan di jalan atau plastik dari rumah. Itu dikumpulkan di sekolah baik untuk daur ulang maupun disetorkan di bank sampah.
Apa yang membuat Muhammadiyah tergerak untuk memerangi penggunaan plastik dan mengurangi sampahnya?
Awalnya itu sejak tahun 2010. Bahkan, sebelumnya sudah ada upaya menekan penggunaan plastik. Utamanya mengurangi penggunaan minuman menggunakan plastik atau air kemasan. Air kemasan ini saja sudah melanggar undang-undang.