REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyerukan Uni Eropa mendesak Israel agar menghentikan kejahatan berkelanjutan yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina, termasuk yang saat ini ditahan di penjara Israel. Dia pun meminta agar kelompok hak asasi manusia (HAM) terlibat dalam hal tersebut.
“Kepemimpinan Palestina melakukan upaya intensif untuk meminta pertanggung jawaban Israel atas pelanggaran berat terhadap rakyat Palestina, terutama para tahanan Palestina,” kata Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat dalam pertemuan dengan duta besar dan konsul negara-negara Uni Eropa pada Jumat (2/8), dikutip laman kantor berita Palestina WAFA.
Pada kesempatan itu, Erekat memberitahu para hadirin tentang pelanggaran-pelanggaran yang kerap dilakukan Israel terhadap rakyat dan para tahanan Palestina. Hal itu termasuk penyiksaan, perlakuan merendahkan, pengabaian kebutuhan medis, dan lainnya.
Saat ini terdapat sekitar 5.500 warga Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel. Di antara mereka banyak yang masih berusia anak-anak. Terdapat pula tahanan-tahanan politik. Pada Rabu lalu, Israel menangkap Sekretaris Jenderal Fatah Yasser Darwish di kediamannya di Yerusalem Timur. Dia ditangkap bersama 13 warga Palestina lainnya.
Belum ada keterangan resmi dari Israel tentang alasan penangkapan Darwish. Sehari sebelumnya, Israel menangkap dua bocah, yakni Qais Feras Obeid (6 tahun) dan Mohammad Rabi Elayyan (4 tahun) yang juga tinggal di Issawiyeh. Mereka ditangkap karena melemparkan batu ke mobil polisi Israel.