Sabtu 03 Aug 2019 19:23 WIB

AS Ingin Tempatkan Rudal Jarak Menengah di Asia

AS akan mengembangkan rudal balistik jenis baru.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Pertahanan AS Mark Esper di Washington.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Menteri Pertahanan AS Mark Esper di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berencana menempatkan rudal jarak menengah di Asia. Hal itu diumumkan setelah AS resmi hengkang dari perjanjian nuklir Intermediate Range Nuclear Forces (INF).

“Ya, saya ingin,” kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper saat ditanya apakah dia mempertimbangkan menempatkan rudal jarak menengah di Asia, Sabtu (3/8).

Baca Juga

Dia menginginkan hal itu dapat direalisasikan dalam waktu beberapa bulan. “Tapi hal-hal ini cenderung memakan waktu yang lebih lama dari yang Anda perkirakan,” ujarnya.

Esper belum memberitahu di mana rudal-rudal itu akan ditempatkan di Asia. Dia hanya menyatakan akan melakukan pertemuan dengan para pemimpin di Asia selama melakukan kunjungan ke sana.

Komentar Esper kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran tentang perlombaan senjata baru seperti era Perang Dingin. Hal itu juga dinilai akan menambah ketegangan hubungan antara AS dan Cina.

Sebelumnya, Esper telah mengumumkan AS akan mengembangkan rudal balistik jenis baru. “Sekarang setelah kami mundur, Departemen Pertahanan akan sepenuhnya mengejar pengembangan rudal konvensional yang diluncurkan di darat ini sebagai respons yang bijaksana terhadap tindakan Rusia dan sebagai bagian dari portofolio opsi serangan konvensional yang lebih luas dari Pasukan Gabungan,” katanya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mengumumkan penarikan negaranya dari INF. Dia mengatakan runtuhnya perjanjian tersebut adalah tanggung jawab penuh Rusia.

Pompeo mengatakan Rusia mengembangkan sistem rudal yang dilarang di bawah INF. Rudal tersebut pun merupakan ancaman langsung terhadap AS dan sekutunya. Menurutnya, Moskow memiliki waktu enam bulan untuk memperbaiki ketidakpatuhannya. Namun AS mengklaim, Rusia tak melakukan hal tersebut.

Rusia membantah melanggar INF. Oleh sebab itu, ia menilai mundurnya AS dari perjanjian tersebut adalah sebuah kesalahan serius.

INF ditandatangani AS dan Uni Soviet pada 1987. Perjanjian tersebut melarang kedua belah pihak memproduksi atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

Keputusan AS dan Rusia menangguhkan keterikatannya dalam INF telah memicu kekhawatiran negara-negara Eropa. Sebab selama ini, INF telah dianggap sebagai fondasi keamanan di kawasan tersebut.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَّجَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ اُنْظُرُوْٓا اِلٰى ثَمَرِهٖٓ اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

(QS. Al-An'am ayat 99)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement