Senin 05 Aug 2019 09:44 WIB

Datangi Kantor PLN, Jokowi Tegur Direksi Soal Listrik Padam

Jokowi mengaku kecewa dengan kinerja PLN

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Gedung PLN
Foto: Republika/Musiron
Gedung PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Kantor Pusat PT PLN (persero) pada Senin (5/8) pagi. Jokowi tiba pukul 08.50 WIB, kemudian disambut oleh jajaran direksi PLN. Kedatangan Jokowi ini untuk menindaklanjuti insiden padamnya listrik di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat pada Ahad (4/8) kemarin.

Begitu masuk ke ruangan rapat, tanpa basa-basi Jokowi langsung menyampaikan maksud kehadirannya. Presiden menyampaikan, dirinya ingin mendengar langsung penjelasan dari direksi PLN terkait insiden yang merugikan banyak pihak kemarin. Jokowi juga menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja PLN yang dianggap tidak mampu menjalankan operasi kerja secara optimal.

Baca Juga

"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contigency plan, ada back up plan. Pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik," jelas Jokowi, Senin (5/8).

Kepada Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani, Jokowi mengingatkan bahwa kejadian mati listrik dalam periode panjang di Jawa-Bali seperti Ahad kemarin terakhir kejadian pada 17 tahun silam, alias pada 2002. Harusnya, ujar Jokowi, pengalaman saat itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerja.

"Saya tahu ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN namun banyak hal di luar PLN terutama konsumen sangat dirugikan. Pelayanan  transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya," katanya.

Jokowi pun mendengar penjelasan dari Direksi PLN yang kental dengan istilah teknis. Setelah mendengar penjelasan Plt Dirut PLN, Jokowi kembali mempertanyakan perihal perhitungan dan rencana cadangan yang tidak berjalan.

Jokowi menganggap PLN tidak memiliki hitungan dan mitigasi risiko sehingga kejadian seperti tahun 2002 berulang kemarin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement