Selasa 06 Aug 2019 09:28 WIB

Meksiko akan Selidiki Penembakan di Texas

Meksiko menyebut penembakan di Texas sebagai terorisme yang menewaskan 8 warganya

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Lokasi penembakan di Texas
Foto: AP Photo/Andres Leighton
Lokasi penembakan di Texas

REPUBLIKA.CO.ID, ELPASO -- Meksiko akan menyelidiki penembakan massal di El Paso, Texas, Amerika Serikat (AS) yang menewaskan 22 orang termasuk delapan warga negara Meksiko. Kementerian Luar Negeri Meksiko menetapkan penembakan massal itu sebagai aksi terorisme dan penyelidikan ini dapat membuat pelaku diekstradiksi ke Meksiko untuk diadili.

Keterlibatan Meksiko dalam proses pemidanaan terhadap pelaku penembakan Patrick Crusius terjadi ketika hubungan Mexico City dan Washington menegang karena imigrasi dan perdagangan. Delapan warga Meksiko tewas dalam penembakan massal di Walmart, Mal Ceilo Vista yang berada di kota perbatasan antara AS-Meksiko. 

Baca Juga

Penembakan itu juga melukai enam warga Meksiko lainnya yang masih berada di rumah sakit. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan ia meminta pihak berwenang AS untuk mengirimkan jenazah warga Meksiko segera mungkin untuk diserahkan ke keluarga mereka masing-masing. 

Ebrard mengatakan ia akan bertemu dengan jaksa agung Meksiko. Mereka akan berbagi penyelidikan AS dan membangun kasus terorisme. 

"Kami mempertimbangkan ini aksi terorisme, dalam kasus ini dilakukan di wilayah AS tapi aksi terorisme terhadap warga Meksiko, ini akan menjadi kasus penyelidikan pertama yang penting dalam sejarah Meksiko mengenai terorisme di wilayah Amerika Serikat," kata Ebrard di kantor konsulat Meksiko untuk AS di El Paso, Selasa (6/8). 

Dalam pernyataan setebal empat halaman yang diyakini ditulis pelaku menyebutkan serangan El Paso sebagai 'respons atas invansi Hispanik di Texas'. Pernyataan itu diunggah di media sosial 8chan yang sering digunakan ekstremis menyebarkan ideologi mereka. 

Ebrard juga mengatakan Meksiko mungkan akan membuka kasus terhadap penjualan dan distribusi senjata yang digunakan dalam penembakan. Ia tidak menjelaskan atau menjawab pertanyaan tentang hal itu. Kepolisian El Paso mengatakan Crusius membeli senjata secara legal. 

Pengadilan Negara Bagian Texas telah mendakwa Crusius satu pembunuhan dan ia telah ditahan tanpa jaminan di penjara El Paso. Hakim Negara Bagian yang memerintahkan penahanannya, Penny Hamilton mengatakan Crusius akan menghadapi dakwaan lainnya dan kemungkinan pengadilan federal AS juga akan menambah dakwaan terhadapnya.

Meksiko dan AS sudah lama berkerja sama dalam kasus-kasus tingkat tinggi. Tapi biasanya kasus penyelundupan narkoba dari Meksiko yang didakwa di pengadilan AS. 

Pada Ahad (6/8) lalu, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan dalam kasus tersebut, ia akan memastikan pihak berwenang ikut bertanggung jawab. Sebab mereka telah membiarkan 'akses' terhadap 'senjata yang diduga untuk mendiskriminasi'. 

Selama beberapa bulan terakhir pemerintahan Lopez Obrador yang berasal dari kelompok kiri ini ditekan Presiden AS Donald Trump terkait gelombang imigran. Trump mengancam akan menaikkan tarif perdagangan jika Meksiko tidak menghentikan gelombang imigran yang berusaha masuk ke AS melalui Meksiko. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement