Jumat 09 Aug 2019 06:25 WIB

PLN Punya Pembangkit Khusus untuk MRT

PLTD Senayan sebagai back up terakhir MRT jika terjadi pemutusan arus listrik.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto WS (kiri) didampingi General Manager UID Jakarta Raya, M. Ikhsan Asaad (kanan) meninjau Proyek PLTD Senayan berkapasitas 101 MW di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (8/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto WS (kiri) didampingi General Manager UID Jakarta Raya, M. Ikhsan Asaad (kanan) meninjau Proyek PLTD Senayan berkapasitas 101 MW di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PT PLN (Persero) Haryanto WS mengatakan beban dan sistem jaringan Jakarta pascapadamnya listrik akibat gangguan jaringan transmisi 500 kV Ungaran-Pemalang sudah normal kembali. Haryanto juga memperkenalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan dengan kapasitas 101 MW sebagai salah satu pembangkit yang akan menjadi sumber listrik cadangan MRT sekaligus sebagai suplai pasokan kelistrikan Jakarta pada saat situasi darurat.

"PLTD Senayan yang mulai dioperasikan pada Oktober ini akan stand by operasi sebagai back up emergency untuk MRT," ujar Haryanto saat meninjau proses pembangunan PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).

Baca Juga

Haryanto menjelaskan, saat ini, MRT beroperasi dengan menggunakan dua sumber listrik yang berbeda sehingga apabila sumber pasokan listrik utama mengalami gangguan, maka akan secara otomatis beralih ke sumber cadangan. 

Namun selanjutnya apabila dua pasokan tersebut mengalami gangguan seperti yang terjadi pada Ahad (4/8), operasional MRT selanjutnya akan dipasok dari PLTD Senayan sebagai back up terakhir. PLTD beroperasi selama delapan hingga 10 jam dengan bahan bakar penuh.

"Kebutuhan utama kelistrikan MRT berasal dari Gandul dan dibackup oleh Priok. Dengan peluncuran PLTD Senayan ini akan memperkuat back up kelistrikan MRT Jakarta," ucap Haryanto.

Haryanto mengatakan, PLTD Senayan juga disiapkan untuk menjadi blackstarter atau pembangkit quick start untuk unit pembangkit di Muara Karang dan Tanjung Priok jika dibutuhkan dalam proses normalisasi hitungan menit. PLTD Senayan menggunakan bahan bakar B20 dengan campuran bahan nabati sebesar 20 persen dengan rasio 0,21 liter bahan bakar per kWh. Angka tersebut, kata dia, lebih efisien jika dibandingkan dengan generator yang rata-rata memikiki rasio 0,3 sampai 0,32 liter bahan bakar per kWh. 

"Noise dari pembangkit ini juga telah direduksi sehingga tidak menimbulkan suara berlebihan. PLTD Senayan juga dipastikan telah mengikuti regulasi yang telah ditetapkan," kata Haryanto menambahkan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement