Senin 12 Aug 2019 14:10 WIB

Arcandra Sebut Program B20 Dorong Penghematan Negara

Penghematan program B20 selama Januari-Juli mencapai sebesar 1,66 miliar dolar AS.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengakat bendera sebagai tanda peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengakat bendera sebagai tanda peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan program mandatori pencampuran bahan bakar minyak jenis solar dengan minyak sawit 20 persen atau Biodiesel 20 (B20), memberikan penghematan pada periode Januari hingga Juli. Arcandra menyebut, penghematan program B20 selama Januari hingga Juli mencapai sebesar 1,66 miliar dolar AS lantaran berkurangnya impor solar.

"Kita tadi evaluasi berapa penghematan dari penerapan B20 dari Januari sampai Juli," Arcandra usai rapat dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (12/8).

Arcandra menjelaskan, volume penggunaan Fatty Acid Methyl Esters (FAME) pada Januari hingga Juli 2019 sudah mencapai 2.947.764 kiloliter (KL) atau 97,4 persen dari target kumulatif hingga pertengahan tahun. Target penyerapan FAME hingga akhir tahun sebanyak 6,2 juta kiloloter (KL). Dengan begitu, lanjut Arcandra, serapan tersebut telah mencapai 44 persen dari target 2019.

"Kalau kita melihat harga MOPS (Mean of Platts Singapore) untuk diesel dikalikan dengan volume Fame yang sudah terdistribusi itu sekitar 97 persen berhasil," ucap Arcandra.