REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Bandara Hong Kong kembali dibuka tapi pemerintah memperingatakan kemungkinan penerbangan belum sepenuhnya pulih. Pada Senin (12/8) sore waktu setempat penerbangan dari dan menuju Hong Kong sempat dihentikan.
Penutupan dilakukan setelah pengunjuk rasa menduduki bandara Internasinoal Hong Kong selama empat hari terakhir, sebagai salah satu aksi demonstrasi yang dimulai sejak awal Juni lalu. China menyebut unjuk rasa anti-pemerintah itu sebagai 'akar terorisme'. Dibukanya kembali Bandara Internasional Hong Kong tersebut diumumkan melalui aplikasi telepon pintar pukul 06.00 pagi waktu setempat.
"Bandara Internasional Hong Kong akan melaksanakan penjadwalan penerbangan hari ini dengan pergerakan penerbangan diperkirakan akan terpengaruh," kata notifikasi bandara.
Alasan penutupan bandara tidak jelas karena pengunjuk rasa yang menduduki aula kedatangan melakukan aksinya dengan damai. Sebagian besar sudah pulang saat tengah malam sisanya bertahan sampai Selasa pagi.
Akibat penutupan bandara tersebut, ada sekitar 190 penerbangan yang terganggu . Otoritas bandara setempat hanya izin pesawat yang telah berangkat menuju Hong Kong untuk mendarat.
"Operasional Bandara Internasional Hong Kong telah mendapatkan gangguan serius menyusul berkumpulnya massa," kata otoritas bandara setempat.
Gelombang protes yang awalnya dipicu rencana perubahan undang-undang ekstradisi tersebut telah berkembang masif. Demonstran kerap bentrok dengan polisi.
Pengunjuk rasa bermaksud memberikan tekanan yang lebih besar kepada pemerintah. Mereka menduduki layanan transportasi umum dan melempari barikade aparat dengan batu. Kepolisian lantas membalasnya dengan menembakan gas air mata serta peluru karet.