Rabu 21 Aug 2019 01:02 WIB

ACT Telah Bangun 1.400 Sumur Wakaf

Tahap awal penanganan kekeringan ACT akan suplai kebutuhan air bersih.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Gita Amanda
Global Zakat ACT jalin kerja sama dengan BMKG untuk mengetahui wilayah kekeringan.
Foto: ACT
Global Zakat ACT jalin kerja sama dengan BMKG untuk mengetahui wilayah kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Presiden Aksi Cepat tanggap (ACT) Ibnu Khajar mengatakan ACT telah memproses kurang lebih 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia selama empat bulan terakhir.

"Saat ini aksi yang terus dilakukan ACT terdiri dari tiga program utama yaitu penyediaan air bersih, layanan medis, dan bantuan pangan. Tahap awal penanganan kekeringan ACT akan suplai kebutuhan air bersih sebanyak 2,1 juta liter per hari melalui mobile water tank dengan total 60 juta liter perbulan," jelas dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (20/8).

Baca Juga

Semua program yang telah dijalankan pun harus ada partisipasi yang aktif pula dari para pendonor dan penerima manfaat untuk menghadapi siklus kemarau yang sudah terjadi puluhan tahun ini. Di sisi lain, kolaborasi dengan BMKG adalah untuk pemanfaatan data dan diseminasi kepada masyarakat, ungkapnya.

Tidak hanya itu, dari sisi pelayanan medis, ACT terus rutin dalam memberikan layanan dan edukasi kesehatan di daerah-daerah yang terkena bencana kekeringan ekstrim hingga persiapan program jangka panjang untuk mengatasi siklus kekeringan ini. Program-program tersebut yaitu program pemberdayaan masyarakat, pembangunan embung, biopori, pembuatan sumur resapan, program ruang terbuka hijau bersama permerintah, dan program lainnya yang telah disiapkan.

Program jangka panjang ini sebagai solusi untuk daerah rawan kekeringan dalam menghadapi musim kemarau di tahun-tahun mendatang.

"Kami mengajak semua masyarakat untuk bahu-membahu mengirimkan bantuannya melalui aksi-aksi nyata untuk saudara-saudara kita di bit.ly/DermawanAtasiKekeringan. Satu hal penting bahwa sesungguhnya, apa yang kita keluarkan sebenarnya untuk diri kita sendri. Apabila kita memberikan kebaikan, maka sebuah kebaikan itu akan kembali ke diri. Sejatinya, nilai diri kita adalah dari seberapa besar apa yang kita lakukan untuk orang lain. Mari kita atasi kekeringan yang mematikan ini dengan  menjadi Dermawan. Insya Allah, ini bukti kita peduli tidak hanya untuk warga Indonesia namun juga dunia," jelas Ibnu.

Senior Manager Global Medic Action ACT, dr. Rizal Alimin pun menyampaikan bahwa bencana kekeringan yang menimpa hampir di seluruh daerah Indonesia tentu memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat. Di musim kemarau, akan terdapat banyak kemungkinan peningkatan penyebaran hepatitis A, tifus, malaria hingga demam berdarah, dan penyakit lainnya. Meskipun, semua ini akan dipengaruhi juga tingkat keparahan kekeringan di daerah tersebut dan ketahanan fisik warganya.

Selain itu, secara jangka panjang pengaruh buruk kekeringan panjang akan berdampak peningkatan stunting bagi anak-anak. Hal ini karena dengan bencana kekeringan ekstrim ini akan mempengaruhi pola makan, pola asuh hingga sanitasi pada warga yang terdampak, ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement