REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memperlihatkan sistem rudal darat ke udara jarak jauh buatan dalam negeri pada Kamis (22/8). Pengumuman tersebut muncul di tengah peningkatan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat.
Iran menembak jatuh 'drone' pengintai militer AS di Teluk dengan rudal darat ke udara pada Juni. Pihaknya menuding drone tersebut terbang di atas wilayah Iran, namun AS mengaku bahwa drone miliknya berada di wilayah udara internasional.
Stasiun TV menunjukkan Presiden Hassan Rouhani hadir dalam upacara pembukaan sistem Bavar-373, yang digambarkan media Iran sebagai pesaing sistem rudal buatan Rusia S-300. Pertunjukan sistem tersebut berlangsung saat peringatan Hari Industri Pertahanan Nasional Iran.
Iran mengembangkan industri besar senjata domestik dalam menghadapi sanksi dan embargo internasional yang melarang pihaknya mengimpor banyak senjata.
Analis militer Barat menyebutkan Iran kerap menggembar-gemborkan kemampuan senjatanya, kendati kekhawatiran soal program rudal balistik jarak jauh miliknya berkontribusi terhadap Washington, yang tahun lalu mundur dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Perjanjian itu bertujuan mengekang ambisi nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.