Selasa 01 Apr 2025 12:37 WIB

Diancam akan Dibom Oleh Amerika Serikat, Khamenei Meradang dan Militer Iran Siaga Penuh

Iran berjanji akan membalas tegas serangan Amerika Serikat

Inspeksi militer Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri dan Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigjen Amir Ali Hajizadeh menginspeksi rudal-rudal dengan mobil komano.
Foto: X
Inspeksi militer Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri dan Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigjen Amir Ali Hajizadeh menginspeksi rudal-rudal dengan mobil komano.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Dalam tanggapan pertamanya terhadap ancaman Presiden AS Donald Trump untuk "mengebom" Iran, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa setiap "agresi eksternal" akan ditanggapi dengan "pembalasan yang tegas."

Berbicara di hadapan para jamaah saat shalat Idul Fitri di Teheran pada hari Senin, Khamenei mengatakan bahwa agresi eksternal tidak mungkin terjadi, namun negara ini siap untuk menghadapi segala kemungkinan, kantor berita Anadolu melaporkan, dikutip Republika.co.id, Selasa (1/4/2025).

Baca Juga

Dia menyatakan dan jika mereka berpikir untuk menghasut di dalam negara kita-seperti yang telah mereka lakukan di tahun-tahun sebelumnya-rakyat Iran sendiri yang akan menanggapinya.

Pernyataannya muncul sehari setelah Trump mengancam Iran dengan pengeboman dan tarif sekunder jika Iran gagal mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat atas program nuklirnya.

Iran telah menolak negosiasi langsung dengan pemerintahan Trump, namun tetap membuka jalur diplomatik untuk membahas isu-isu nuklir yang masih diperdebatkan melalui negosiasi tidak langsung.

BACA JUGA: Konflik Internal Israel Semakin Tajam, Saling Bongkar Aib Antara Ben-Gvir Versus Shin Bet

Pemerintah Iran menanggapi surat Trump melalui Oman minggu lalu, dengan menyatakan keengganannya untuk terlibat dalam negosiasi langsung di bawah ancaman militer, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi pada hari Kamis.

Surat Trump dilaporkan mendesak Iran untuk menegosiasikan kesepakatan nuklir baru untuk menggantikan perjanjian 2015, yang ditunda setelah Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian tersebut pada Mei 2018 selama masa kepresidenan pertama Trump.

photo
senjata mematikan Iran. - (national interest sputnik)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement