REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI-- Seperti biasa, menjelang Kamis sore, Mushala An-Nuur Petir, Ngancar, Giriwoyo, Wonogiri kembali makmur. Puluhan ibu dari beragam usia sudah bersiap belajar Iqro. Jika sebelumnya dengan sistem klasikal, hari itu merupakan kesempatan kedua mempraktikkan sistem baru, yakni setoran kartu (RATU).
"Ini sebagai jawaban atas kegelisahan saya selaku pengampu. Kalau klasikal saja belum bisa melihat kemampuan dan progres setiap peserta," kata Nofrida AP, Relawan Inspirasi Desa Berdaya Ngancar.
Jadi, semacam KBM Iqro di TPQ. Satu-persatu disimak oleh pengampu. Peserta terbagi menjadi dua kelompok, kelompok kasepuhan dan ibu muda. "Awalnya, saya sempat khawatir, ibu-ibu sepuh terbebani. Ternyata malah sebaliknya,” ujar Nofrida.
Ibu-ibu Desa Ngancar semangat belajar Alquran.
Wajah-wajah tampak sumringah setelah menyetorkan bacaan Iqro. Tak diduga, ternyata sistem baru tersebut memantikkan semangat baru pula untuk lebih maju. Ada yang minta diajari cucu, bahkan ada pula yang belajar kelompok. Saat setoran enggan untuk dibatasi, sementara waktu semakin sore. Biasanya, setelah Iqro dilanjutkan dengan tausiyah dan doa penutup.
Keberadaan Rumah Zakat telah memberikan harapan tersendiri untuk menyemangati warga Petir Ngancar, terbebas dari buta huruf Alquran. "Ora sia-sia lho Mbah, ale sinau kelompok ndhek wingi (tidak sia-sia belajar kelompok dari kemarin-red)," kata seorang peserta kepada yang lain pasca setoran sambil tersenyum.