Kamis 29 Aug 2019 17:03 WIB

Tahun Baru 1441 H, MUI Ajak Umat Hijrah dari Kebencian

Hijrah dari kebencian dan perpecahan modal membangun bangsa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, Muhammad Cholil Nafis
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, Muhammad Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat beragama di Indonesia, khususnya umat Islam untuk hijrah dari perpecahan. 

Hal ini disampaikan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis, dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah yang bertepatanpada 1 September 2019 mendatang.

Baca Juga

"Menyambut Tahun Baru Islam mari kita hijrah dari sikut-sikutan, hijrah dari perpecahan menuju persatuan," ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/8). 

Kiai Cholil mengatakan, satu kunci dalam bernegara adalah terciptanya rasa keadilan. Namun, keadilan itu tidak akan bisa tercapai tanpa adanya persatuan. "Oleh karena itu, persatuan dengan keadilan dua sisi mata uang. Maka harus hijrah dari kezaliman, hijrah dari perpecahan menuju keadilan dan persatuan," ucapnya.  

Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini menuturkan, tahun baru Hijriyah ini sejatinya memang memiliki semangat hijrah. Karena, nama Hijriyah itu diambil dari semangat perjuangan Islam yang penuh rintangan dan tantangan, khususnya saat peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah.  

"Nama tahun Hijriyah itu tidak diambil dari nama orang atau nama kelahiran Nabi, tapi diambil dari semangat perjuangan Islam," kata kiai asal Madura ini.   

Demi perjuangan itu, lanjut dia, umat Islam di masa awal perkembangan Islam pun rela menghadapi berbagai masalah. Karena itu, kata dia, momentum tahun baru Hijriyah ini harus bisa membuat umat Islam saat ini lebih dewasa dalam mengatasi berbagai persoalan. 

"Dan kita harus hijrah dari kemungkaran menuju ketaatan, dan hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan, dan hijrah dari ha-hal yang sia-sia seperti halnya kita larut dalam media sosial," jelasnya.   

Selain itu, tambah dia, kedepannya umat Islam di Indonesia juga harus hijrah dari pertengkaran-pertengkaran yang tidak bermanfaat dan harus hijrah dari perdebatan yang tidak berarti menuju perilaku yang lebih produktif. "Kedepan kita menatap Indonesia yang lebih baik dengan perubahan tahun Hijriyah ini," tutupnya.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement