Sabtu 31 Aug 2019 16:13 WIB

MUI: Masuki Tahun Baru Islam dengan Semangat Hijrah

Hijrah harus dimaknai sebagai proses transformasi kehidupan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Warga melakukan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (10/9) malam
Foto: Abdan Syakura
Warga melakukan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (10/9) malam

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada kaum Muslimin agar memasuki tahun baru Islam, 1 Muharam 1441 Hijriah dengan penuh keimanan dan ketakwaan. Sekaligus dengan suasana hati yang ikhlas, khusyuk, damai dan semata mengharap ridla Allah SWT.

"MUI menyerukan kepada kaum Muslimin untuk memasuki tahun baru 1 Muharam 1441 Hijriyah dengan semangat hijrah menuju kesalehan dan kemenangan hakiki," kata Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Sa'adi kepada Republika, Sabtu (31/8).

KH Zainut mengatakan, hijrah harus dimaknai sebagai proses transformasi dari kondisi kehidupan yang gelap menuju peradaban yang terang dan mencerahkan. Baik dalam konteks kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari aspek kehidupan pribadi, katanya, hijrah harus memberikan perubahan pada setiap pribadi. Artinya dari pribadi yang sombong, culas dan zalim menuju pribadi yang adil, jujur dan terpuji. Kemudian dari perilaku yang suka menggunjing, mengumpat dan memfitnah menuju pribadi yang santun, ramah dan suka menebarkan cinta serta kedamaian.

Hijrah juga memberikan perubahan pada diri, dari pribadi yang konsumtif, boros dan koruptif menuju pribadi yang produktif, hemat dan sederhana (zuhud). "Sementara dari aspek tatanan kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan, hijrah harus memberikan perubahan kepada masyarakat bangsa, dari masyarakat jahiliyah menuju masyarakat madani," ujarnya.

Masyarakat madani, ungkapnya, yaitu masyarakat  yang beriman, maju, mandiri, bahagia lahir batin. Masyarakatnya juga menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum dan norma susila, serta jujur, adil, setara (demokratis), beradab dan berakhlak mulia.

MUI juga berharap semangat hijrah umat dapat mengembangkan akhlak dan perilaku umat Islam yang toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), dan adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama. Supaya umat tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furuiyyat) dalam menjalankan ajaran agama, demi mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki (ukhuwah Islamiyyah).

KH Zainut menyampaikan, masih dalam suasana menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-74, MUI berharap tahun baru Hijriyah menjadi tahun rekonsiliasi nasional. Sehingga dapat merekatkan dan mengukuhkan kembali persaudaraan, komitmen kebangsaan, mengembangkan wawasan kebhinekaan.

"Serta menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah) dalam bingkai NKRI yang berdasarkan Pancasila," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement