REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai melakukan seleksi lokasi tuan rumah tuan rumah perhelatan Muktamat ke-34 NU pada 2020 mendatang.
Dalam melakukan seleksi ini, PBNU telah membentuk Tim 5 yang dipimpin Ketua PBNU Robikin Emhas dan beranggotakan Aizuddin, Umar Syah, Andi Najmi, dan Suwadi D Pranoto.
Robikin menjelaskan, dalam proses seleksi ini, setiap PWNU awalnya akan mengusulkan diri sebagai tuan rumah muktamar melalui Musyawarah Nasional (Munas) NU. Setelah dilakukan seleksi administrasi dan presentasi, kemudian PBNU akan melakukan verifikasi faktual dengan cara survei lapangan.
Proses itu, kata dia, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dasar, alasan dan pertimbangan mengapa usulan sebagai tuan rumah itu dilakukan. “PWNU menyampaikannya secara tertulis dan dilanjutkan presentasi di hadapan PBNU," ujar Robikin dalam siaran persnya, Jumat (6/9).
Menurut dia, pihaknya telah menetapkan kriteria, parameter dan indikator kelayakan suatu wilayah sebagai tuan rumah perhelatan akbar NU ini, di antaranya terkait kinerja PWNU beserta struktur NU di lingkungan PWNU setempat.
Robikin mengatakan, paparan tujuh PWNU telah dilakukan secara maraton pada Rabu (4/9) lalu. Sementara, survei akan dilakukan pada 10, 12 dan 17 September 2019.
Seluruh rangkaian proses beserta hasil-hasilnya, ujar dia, dilaporkan Tim 5 kepada PBNU dan selanjutnya disampaikan dalam forum Pleno PBNU yang akan berlangsung di Purwakarta Jawa Barat pada 20-22 September 2019.
Muktamar NU diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Muktamar Ke-34 NU diperkirakan akan berlangsung pada Agustus atau September 2020. "Waktunya akan diputuskan dalam Pleno PBNU di Purwakarta itu," jelas Robikin.