Sabtu 07 Sep 2019 12:00 WIB

Urgensi Bersuci Setelah Buang Air Kecil

Bersuci merupakan hal penting di dalam Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Toilet Umum. Ilustrasi.
Toilet Umum. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bersuci merupakan hal penting di dalam Islam. Thaharah ha rus dilakukan kaum Muslimin sebelum menjalankan ibadah. Salah satu yang terus diingatkan adalah perihal membersihkan diri setelah buang air kecil.

Ustaz Nizar Sa'ad Jabal menyebut, membersihkan diri yang dimaksud bukan sekadar cebok. Membersihkan buang air kecil ini sama dengan membahas menghindari diri dari dosa besar. "Tidak bebersih ini berkaitan dengan dosa besar. Ini termasuk dalam azab kubur. Gara-gara buang air kecil, orang bisa terkena azab dalam kuburan," ujar Ustaz Nizar dalam kajiannya di Masjid Nurullah, Jakarta, Kalibata, belum lama ini.

Islam memerintahkan Muslim un tuk membersihkan baju atau pakaian yang digunakan saat buang air. Perintah ini dilakukan agar terhindar dari najis. Ustaz Nizar menjelaskan, yang di maksud najis adalah air seninya, sementara hadas adalah orang atau sifat yang menempel pada seseorang. Najis adalah benda yang dinilai dalam syariat Islam sebagai sesuatu yang dianggap kotor dan menghalangi seorang umat untuk beribadah.

Surah al-Maidah ayat 6 menjelaskan pentingnya bersuci. Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, apa bila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (ka kus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka ber tayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya ka mu bersyukur."

Hadis lain yang menjelaskan pentingnya bersuci seusai buang air kecil adalah saat Nabi melewati dua kuburan dan Ia berkata, "Sungguh kedua peng huni kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar (dalam pandangan keduanya). Salah satu dari dua orang ini, (semasa hidupnya) tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan, yang satunya lagi, dia keliling menebar namiimah (mengadu domba)".

Hadis ini oleh beberapa ulama ditafsirkan menjadi dua hal. Pertama, si fulan ketika membuang air kecil tidak membuat penghalang antara dia dan air seni yang dikeluarkan. Ini membuat ia tidak berhati-hati dan mengakibatkan ada air seni yang terciprat dan mengenai dirinya. Makna kedua, ia membuang air di tempat yang terlihat oleh orang lain.

"Fenomena ini sering terjadi di masyarakat kita. Banyak yang buang air di bawah pohon, di pinggir jalan. Ini menjadikan kita terancam kena azab kubur," lanjut Ustaz Nazar. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghindarkan dari cipratan air seni adalah dengan melepas pakaian yang sekiranya rawan terkena najis.

Bebersih atau thaharah merupakan bagian dari iman. Salah satu syarat sah shalat adalah membersihkan diri. Ke ti dak hati-hatian dalam membersihkan diri saat buang air kecil bisa berujung pa da tidak sahnya sholat seorang muk min. "Islam itu agamanya sangat sempurna. Hadis-hadis di atas mengajarkan jika agama Islam sangat teliti dan me yakinkan jika azab kubur ini ada," ujar nya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement