Rabu 11 Sep 2019 18:56 WIB

Iran Tangkap Tiga Warga Australia

Awal pekan ini, pemerintah Australia memperbarui imbauan perjalanan bagi Iran.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Australia.
Foto: abc
Bendera Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia mengumumkan tiga warganya ditahan di Iran, Rabu (11/9). Hal ini menandakan warga Barat terbaru yang diamankan oleh pihak berwenang di Teheran.

"Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan memberikan bantuan konsuler kepada keluarga tiga warga Australia yang ditahan di Iran. Oleh karena kewajiban privasi kami, kami tidak akan berkomentar lebih lanjut," kata seorang juru bicara Kementerian seperti dilansir Aljazirah, Rabu (11/9).

Baca Juga

Di London, surat kabar The Times sebelumnya pernah melaporkan dua wanita Inggris-Australia ditahan di penjara Evin, Teheran. Penjara Evin terletak di bagian utara ibu kota Iran yang terkenal karena tempat bagi tahanan politik, pembangkang, dan orang Iran yang berkebangsaan ganda yang dituduh berkomplot melawan pemerintah. Pada Februari, seorang profesor lingkungan hidup dan profesor universitas, Sayed Emami dilaporkan meninggal dunia karena keadaan misterius ketika ditahan di Evin.

Warga Inggris-Iran, Nazanin Zaghari-Ratcliffe juga dipenjara di sana setelah dinyatakan bersalah pada 2016 karena dituduh berkonspirasi untuk menggulingkan kepemimpinan Iran. Sementara itu, penyiar publik Australia, ABC, juga melaporkan warga Australia ketiga (mitra salah satu perempuan) juga telah ditangkap. Namun, tidak tersampaikan jelas di mana dia ditahan. Belum jelas apakah ketiganya telah diadali. Namun, satu wanita dilaporkan telah ditahan selama satu tahun.

Kabar penahanan ini pun muncul setelah Australia mengumumkan akan bergabung dengan misi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk melindungi pengiriman melalui Selat Hormuz. Perdana Menteri Scott Morrison pada Agustus mengumumkan kontribusi untuk misi kontroversial AS, termasuk fregat, pesawat pengintai maritim P8 dan staf pendukung yang juga akan melibatkan pasukan Inggris.

Awal pekan ini, pemerintah Australia memperbarui imbauan perjalanan bagi Iran untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan Anda untuk bepergian dan jangan bepergian ke daerah-daerah dekat perbatasan dengan Irak dan Afghanistan. Hubungan yang sulit dengan Iran telah mengancam akan memanas sejak Presiden AS Donald Trump meninggalkan kesepakatan program nuklir Iran pada 2018. Iran telah menanggapi dengan melanjutkan beberapa kegiatan nuklir yang menurutnya diizinkan di bawah kerangka perjanjian nuklir 2015.

Sementara itu, meningkatnya jumlah warga negara ganda yang ditangkap, dinilai sebagai strategi diplomatik yang kejam. Menurut para analis, penangkapan itu sebagai taktik untuk mendapatkan daya ungkit atau sebagai bagian dari politik keruh di Iran, dengan garis keras dalam peradilan dan aparat keamanan menghambat pendekatan moderat yang lebih bersifat mendamaikan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement