Jumat 13 Sep 2019 00:53 WIB

Di Cina Belanja Bisa Bayar dengan Scan Wajah

Pelanggan tidak perlu membawa uang tunai, kartu, dompet bahkan smartphone.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Belanja
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Belanja

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Infrastruktur pembayaran seluler Cina adalah salah satu yang paling canggih di dunia, bahkan kode QR sudah dianggap kuno. Kini, pembeli di Cina hanya perlu menunjukkan wajah mereka untuk membeli barang-barang yang diinginkan.

Baca Juga

Pelanggan cukup melakukan pembelian dengan berpose di depan mesin point-of-sale (POS) yang telah dilengkapi dengan kamera. Setelah itu, gambar yang terekam akan terhubung ke sistem pembayaran digital atau rekening bank.

Teknologi pembayaran wajah (Facial Payment Technology) ini menjadi sistem terbaru pembayaran digital dan telah diluncurkan secara nasional. Kini, pelanggan tidak perlu membawa uang tunai, kartu, dompet bahkan smartphone.

"Saya bahkan tidak perlu membawa ponsel, saya bisa keluar dan berbelanja tanpa membawa apa pun," kata Bo Hu, Kepala Petugas Informasi Toko Roti Wedome, yang menggunakan mesin pembayaran wajah di ratusan tokonya, seperti dilansir Korea Times.

Menurutnya setelah kelahiran teknologi pengenalan wajah, seseorang dapat menyelesaikan pembayaran tanpa membutuhkan hal lain seperti uang atau kartu bahkan ponsel. Perangkat lunak ini sudah banyak digunakan di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan kerap digunakan sebagai alat pengintai. Namun pihak berwenang mendapatkan kecaman karena mengandalkan sistem pengenalan wajah ini untuk memata-matai kaum minoritas, khususnya di wilayah Xinjiang yang kini berada di bawah pengawasan ketat Cina.

"Ada risiko besar bahwa negara dapat menggunakan data ini untuk tujuan mereka sendiri, seperti pengawasan, pemantauan, pelacakan pembangkang politik, kontrol sosial dan informasi, profil etnis, seperti dalam kasus dengan Uighur di Xinjiang, dan bahkan kepolisian prediktif," kata Adam Ni, Peneliti China di Macquarie University di Sydney.

Ini menurutnya tentu saja salah satu aspek yang lebih kontroversial dari sekadar sistem pengumpulan data pengenalan wajah dan penggunaannya. Namun terlepas dari kekhawatiran atas keamanan data dan privasi, konsumen tampaknya tidak terganggu ketika pembayaran pengenalan wajah beralih menjadi alat pengintai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement