REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Salah seorang mahasiswa asal Universitas Haluoleo yang sempat kritis akibat terluka saat kericuhan dalam demonstrasi di Kompleks DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kendari, Muhammad Yusuf Fardawi, meninggal dunia pada Jumat (27/9) dini hari. Kematiannya menambah jumlah korban meninggal dunia dari peserta demonstrasi di Kendari menjadi dua orang.
Sebelum meninggal, Yusuf sempat menjalani perawatan intensif di RS Bahtera Mas, Kendari. Humas RS Bahtera Mas, Masita, menuturkan Yusuf meninggal dunia pukul 04.00 WIT. "Meninggal jam 04.00 WIT subuh tadi. Kalau informasi medisnya saya tidak bisa menyampaikan. Tetapi benar yang bersangkutan luka di kepala, " ujar Masita saat dihubungi Republika.co.id, Jumat pagi (27/9).
Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah luka di kepala Yusuf akibat tembakan atau pukulan, Masita menyatakan tidak mengetahui penyebabnya. "Yang bersangkutan luka di bagian kepala. Tapi mohon maaf saya belum dapat informasi apakah karena tembak atau pukul. Sampai kami tinggalkan tadi malam kami tidak dapat informasi," lanjut Masita.
Dia mengungkapkan pada Kamis malam, pihaknya bersama rombongan Gubernur Sultra sempat menjenguk Yusuf. Saat itu, kata Masita, Yusuf masih dalam kondisi koma.
"Kondisi terakhir semalam setelah pukul 24.00 WIT, kami di ICU bersama rombongan Gubernur, posisinya saat itu masih koma. Belum wafat," tutur Masita.
Dia menambahkan, saat ini jenazah Yusuf sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga. "Jenazah saat ini dibawa pihak keluarga pulang ke Kabawo, Kabupaten Muna, " katanya.
Sebelumnya, Demonstrasi menolak RKUHP dan sejumlah RUU di Kompleks DPRD Sultra, Kota Kendari berakhir ricuh. Salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Haluoleo bernama Randi meninggal dunia akibat kericuhan itu. Randi sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia. Dengan wafatnya Randi dan Yusuf, maka korban jiwa akibat kericuhan demonstrasi di Sultra bertambah menjadi dua orang.