Senin 30 Sep 2019 03:15 WIB

Cerita Sekolah Penyiksaan, Murid Dipukul Hingga Dirantai

Para siswa di sekolah penyiksaan tak jarang harus merasa kelaparan.

Rep: Gumanti/ Red: Teguh Firmansyah
 Kepolisian Nigeria berhasil menyelamatkan sekitar 500 orang korban penyiksaan dari sebuah bagunan sekolah di Kota Kaduna.
Foto: Nigerian Police
Kepolisian Nigeria berhasil menyelamatkan sekitar 500 orang korban penyiksaan dari sebuah bagunan sekolah di Kota Kaduna.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Isa Ibrahim menggambarkan bagaimana tinggal di "sekolah penyiksaan" di Nigeria. Isa yang menjadi korban selamat menilai tinggal di sekolahan itu seperti hidup dalam neraka. 

Menurut laki-laki berusia 29 tahun tersebut, apapun yang dilakukan di sekolah itu mereka akan selalu dinilai salah dan diganjar siksaan. "Kami berdo'a dipukul, kami belajar tetap dipukul," kata Ibrahim, dilansir BBC, Ahad (29/9).

Baca Juga

Ibrahim menceritakan, dia dikirim ke “sekolah penyiksaan itu” itu dua pekan lalu oleh keluarganya, dengan harapan Ibrahim bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Namun nahas, alih-alih ditempa dengan ilmu dan pembinaan, Ibrahim bersama ratusan orang lainnya malah mendapat siksaan.

Selama tinggal di sekolah penyiksaan itu, dia mengaku sempat dirantai pada generator tua dan juga dikenakan hukuman yang sangat kejam yang dikenal sebagai Tarkila. Di mana tangannya diikat dan dia dibiarkan menggantung dari langit-langit.

"Saya memiliki banyak luka. Hampir semua bagian tubuh saya mengalami cedera,” kata dia. “Bahkan jika kami tidur, mereka akan menggunakan tongkat untuk membangunkan kami,” tambah Ibrahim

Tak cukup sampai di situ, selama tinggal di “sekolah penyiksaan” itu, ia bersama korban lain seringkali merasa kelaparan. Karena menurut pengakuan Ibrahim, semua murid hanya diberi nasi untuk makan.

Pada Sabtu (28/9) waktu setempat, aparat kepolisian daerah Kaduna, Nigeria, berhasil membongkar praktik kekerasan berkedok sekolah keagamaan. Di sekolah itu terdapat enam guru yang kemudian ditahan oleh polisi.

Dari penggerabekan polisi, 500 bocah laki-laki dan pemuda berhasil diselamatkan. Korban termuda disebut berusia lima tahun.

Menurut keterangan kepolisian kota Kaduna, sejumlah korban memiliki bekas-bekas luka dan cedera yang menunjukkan bahwa mereka habis mendapatkan penyiksaan. Saat penggerebekan, polisi juga menemukan banyak korban yang masih dirantai. Beberapa korban bahkan telah disiksa dan dilecehkan secara seksual.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement