Selasa 01 Oct 2019 16:00 WIB

Perubahan

Perubahan menjadi penting dalam kehidupan ini sekurang-kurangnya karena tiga alasan.

Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: A Ilyas Ismail

Pergantian tahun, baik Hijriyah maupun Masehi, memperlihatkan makna perubahan. Perubahan mengandung arti pergeseran (taghayyur) atau gerakan (harakah) menuju kesempurnaan atau kualitas yang lebih baik.

Seorang dikatakan berubah, demikian menurut Syekh Yusuf Qaradhawi, bila telah bergeser atau bergerak dari posisinya semula (yataharrak `an wujudih al-awwal). Tanpa pergeseran atau pergerakan maka tak terjadi makna perubahan.

Perubahan menjadi penting dalam kehidupan ini sekurang-kurangnya karena tiga alasan. Pertama, perubahan merupakan tanda kehidupan (`alamt al-hayah). Ini berarti, hidup tanpa perubahan sama dengan mati.

Kedua, perubahan adalah watak dari alam ini. Setiap benda, termasuk manusia terkena hukum perubahan. Tak ada yang tidak berubah di alam ini, kecuali perubahan itu sendiri.

Ketiga, di balik setiap perubahan terkandung harapan. Maka, dalam setiap pergantian tahun, timbul harapan semoga kita lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam konteks kedatangan Nabi Muhammad SAW, perubahan yang dilakukan adalah transformasi sosial dan kultural Arab jahiliyah ke dalam sistem Islam. Transformasi ini menjadi misi penting Muhammad SAW seperti dipesankan Alquran, ''Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka.'' (QS Ibrahim [14]: 1).

Perubahan tidak terjadi sendiri dan tak datang dari langit secara taken for granted. ''Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri.'' (QS Al-Anfal [8]: 53).

Untuk terjadinya perubahan, apalagi perubahan besar yang mengubah kehidupan (transformatif), diperlukan lima syarat sebagai pendukung. Pertama, mindset, pola pikir dan niat yang kuat untuk maju dan berubah. Kedua, knowledge, ilmu sebagai landasan perubahan.

Ketiga, strategic plan, program unggulan sesuai ilmu dan human capital yang dimiliki. Keempat, act (amal), yaitu tindakan yang dapat mengubah kemungkinan menjadi kenyataan. Kelima, sikap pantang menyerah. Rencana perubahan gagal di tengah jalan atau hanya berumur pendek sering kali hanya karena kita tidak memiliki sifat yang satu ini.

Semoga kita bisa memaknai pergantian tahun dengan rencana perubahan yang akan membawa kehidupan kita lebih baik. Ingat, Islam mengajarkan agar hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement