REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT. Indonesia Power dan PT. PAL Indonesia (Persero) menandatangani nota kesepakatan kontrak kerja pembangunan Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau pembangkit terapung untuk menerangi wilayah Indonesia Timur. Ada tiga pembangkit terapung yang segera dibangun, yakni berkapasitas 2x60 MW dan 1x30 MW.
"Unit pembangkit terapung tersebut rencananya ditempatkan di Kolaka, Sulawesi Tenggara, untuk 2 x 60 MW, dan di Sambelia, Nusa Tenggara Barat, untuk kapasitas 1x30MW," ujar Direktur Utama PT. Indonesia Power M. Ahsin Sidqi melalui siaran persnya, Selasa (1/10).
Ahsin menambahkan, BMPP yang akan dibangun merupakan pembangkit listrik mobile dengan dual fuel engine yang diintegrasikan dengan konstruksi Barge. Kemampuan mobilitas dan dimensi BMPP ini dirasanya cocok untuk kebutuhan melistriki daerah kepulauan.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh menjelaskan, BMPP ini memiliki keunggulan dalam fleksibilitas penggunaan bahan bakar. Itu tak lain karena dapat dioperasikan dengan mode BBM atau Gas tanpa perlu mematikan pembangkit terlebih dahulu.
"Jadi tidak akan terjadi kedip, sehingga tidak akan mengganggu pendistribusian listrik. Pembangunan BMPP akan diselesaikan PT PAL Indonesia dalam waktu 15 bulan di Workshop PT. PAL Indonesia di Surabaya," ujar Budiman.