Rabu 02 Oct 2019 12:35 WIB

Iran Sambut Upaya Dialog Saudi

Pangeran MBS enggan menempuh opsi militer untuk menghadapi Iran.

Ali Larijani
Foto: AP
Ali Larijani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ketua Parlemen Iran Ali Larijani menyambut keinginan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) untuk menyelesaikan masalah dengan negaranya melalui cara damai dan pembicaraan.

“Kami menyambut MBS yang dikutip mengatakan dia ingin menyelesaikan masalah melalui pembicaraan dengan Teheran,” kata Larijani pada Selasa (1/10), dikutip Aljazirah.

Baca Juga

Pada Senin lalu, juru bicara Pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengungkapkan, Saudi telah mengirim pesan kepada Presiden Iran Hassan Rouhani melalui para pemimpin negara lain. Namun, dia tak memberikan informasi apa pun tentang isi pesan tersebut. “Jika Arab Saudi mengejar perubahan perilaku, Iran menyambut baik hal tersebut,” ujar Rabiei.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan, negaranya juga siap mengadakan dialog dengan sekutu Saudi, Uni Emirat Arab (UEA). “Kami siap untuk mengadakan pembicaraan dengan negara-negara, khususnya UEA, dalam kelompok atau secara terpisah dan menghilangkan kesalahpahaman,” ucap Mousavi dalam sebuah konferensi pers.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CBS pada program “60 Minutes” yang ditayangkan Ahad lalu, Pangeran MBS menyatakan enggan menempuh opsi militer untuk menghadapi Iran. Pernyataannya berkaitan dengan dugaan Iran sebagai dalang serangan terhadap fasilitas minyak Saudi, Aramco, pada 14 September lalu. “Solusi politik dan damai jauh lebih baik daripada solusi militer,” kata dia.

Menurut dia, perang antara Saudi dan Iran dapat menghancurkan perekonomian global, terutama terkait harga minyak dunia. “Pasokan minyak akan terganggu dan harga minyak akan melonjak ke angka yang sangat tinggi yang belum pernah kita lihat dalam hidup kita,” ucapnya.

Pangeran MBS menjelaskan, Timur Tengah mewakili sekitar 30 persen dari pasokan energi dunia, 20 persen dari bagian perdagangan global, dan 4 persen dari produk domestik bruto dunia. “Bayangkan ketiga hal ini terhenti. Ini berarti kehancuran total ekonomi global, bukan hanya Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah,” ujarnya.

Dalam wawancara tersebut, Pangeran MBS juga mendesak Iran menyetop dukungan terhadap kelompok pemberontak Houthi Yaman. Houthi diketahui mengklaim sebagai aktor yang melancarkan serangan ke fasilitas Aramco pada 14 September lalu.

Pangeran MBS mengaku menyambut pengumuman gencatan senjata oleh Houthi beberapa hari lalu. Ia menilai hal itu merupakan langkah positif untuk menuju dialog politik. “Hari ini kami membuka inisiatif untuk semua solusi politik di Yaman. Kami berharap ini terjadi hari ini daripada esok,” kata dia.

photo
Ilustrasi Muhammad bin Salman

Ketegangan antara Iran dan Saudi kembali mencuat pascaserangan terhadap dua fasilitas minyak Aramco di Abqaiq dan Khura. Serangan itu dilancarkan dengan mengerahkan 18 pesawat nirawak dan tujuh rudal jelajah. Sebanyak 5 persen produksi minyak dunia dilaporkan terpangkas akibat peristiwa tersebut. Kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu.

Namun, Amerika Serikat (AS) bersama Inggris, Prancis, dan Jerman menuding Iran sebagai dalang serangan terhadap Aramco. Iran dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Hassan Rouhani meminta para pihak yang menuduh keterlibatan negaranya dalam serangan Aramco untuk menyajikan bukti-bukti. Mereka yang membuat tuduhan harus memberikan bukti yang diperlukan. \"Apa bukti kalian?” kata Rouhani, pekan lalu.

Hingga kini penyelidikan terkait serangan ke Aramco dilaporkan masih berjalan. Riyadh diketahui mengundang pakar serta ahli dari PBB. Prancis pun mengirim tim pakar untuk membantu penyelidikan tersebut. n kamran dikarma/reuters ed: yeyen rostiyani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement