Kamis 03 Oct 2019 21:02 WIB

Pemuda Islam Harus Tempatkan Diri pada Proporsinya

Momentum lembaga dakwah pemuda hari ini makin relevan.

OKP Islam harus mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewarnai kiprah kaum muda di Indonesia.
Foto: Dok KODI
OKP Islam harus mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewarnai kiprah kaum muda di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Musyawarah Lembaga Dakwah Pemuda Islam (FMLDPI)  menyelenggarakan kongres Lembaga Dakwah Pemuda Islam se-DKI Jakarta di Bogor, Jawa Barat, 2-3 Oktober 2019.

FMLDPI adalah wadah yang menghimpun perwakilan OKP Islam dan organisasi pemuda di DKI Jakarta, di antaranya HMI, GPI, PMII, GP Anshor, GP Al-Washliyah, Risca, YISC Al-Azhar, IPNU, IMM, dan lain-lain.

Ketua Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta, Kiyai Jamaluddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa  momentum lembaga dakwah pemuda hari ini makin relevan.  "Pemuda-pemuda menemukan momentum  pada banyak perubahan sekarang ini dan ini harus diimbangi dengan spiritualitas yang salah satu jalannya adalah dakwah," tutur Kiyai Jamaluddin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/10).

Ketua KODI juga memaparkan bahwa OKP Islam harus bisa mewarnai kiprahnya dengan spirit keagamaan dan spirit spiritualitas.  Sehingga,  bisa menjadi agen perubahan. Bukan hanya menjadi tunggangan politik atau instrumen politik.

"OKP Islam harus mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewarnai kiprah kaum muda di Indonesia. Hal itu harus dijiwai dengan spirit keagamaan dan spiritualitas yang dimiliki oleh umat Islam; dengan kekuatan yang begitu dahsyat yang bisa menjadi agen perubahan. Jadi bukan jadi tunggangan politik atau instrumen politik, tapi betul-betul menjadi agen perubahan itu sendiri,"  tutur  kiai yang sedang naik daun ini.

 

Ia juga memaparkan bahwa mahasiswa atau pemuda Islam harus menempatkan diri pada proporsinya.  Bukan like-dislike, bukan saling sahut-sahutan, bukan saling mencaci-maki.

"Semua punya kontribusi terhadap bangsa ini. Nah kita sebagai mahasiswa,  jadilah kita negarawan yang menempatkan posisi semua pada proporsinya. Jadi bukan like- dislike:  ini tokoh teman saya,  itu musuh saya.  Bukan itu berangkatnya.  Mana yang baik, walaupun  berasal dari orang lain,  bukan dari kelompok saya, saya dukung. Sebaliknya,  walaupun dari kelompok saya, kalau  buruk, saya tidak akan dukung. Nah, kalau begini,  baru negara ini akan beres. Tapi kalau sahut-sahutan seperti yang terjadi saat ini, saling caci maki dan sebagainya, maka yang akan terjadi adalah  negara kita makin panas, makin riuh, tidak kompak , tidak bersatu dan ini yang akan membahayakan keutuhan negara kita," terangnya.

Ketua KODI berharap bahwa FMLDPI ini harus memberi spiritualitas, sehingga tidak asal benci, asal sentiment. "Maka saya berharap FMLDPI harus memberi spritualitas pada gerakan ini supaya tidak asal benci, asal sentimen, asal tidak suka. Kita harus  ada dasar kerangka  yang benar, punya hati yang bening, punya pikiran yang jernih untuk menilai mana yang haq itu haq,  yang bathil itu bathil,"  tutur putra Kiyai Hasyim Adnan ini.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement