REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pelayanan bongkar muat (throughput) petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok meningkat menjadi delapan juta Teus pada 2019. Tahun lalu, layanannya mencapai 7,5 juta Teus.
"Harapannya naik dari 7,5 juta jadi delapan juta dan terus naik. Tentunya kita harus menekan biaya-biaya," tutur Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (5/10).
Menhub menjelaskan bahwa peningkatan throughput ini masih dapat terus diupayakan hingga mencapai 10-12 juta Teus per tahun. Menurutnya, ini bisa dicapai tanpa harus memperbesar pelabuhan.
"Yang perlu dilakukan bagaimana dari pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, Palembang terkonsolidasi ke sini. Sehingga kapal-kapal besar datang ke sini frekuensinya lebih banyak," katanya.
Peningkatan throughput akan didukung dengan pelayanan arus bongkar muat yang di maksimalkan pada akhir pekan yaitu Sabtu dan Ahad. Peningkatan pelayanan ini dilakukan agar arus bongkar muat tidak hanya menumpuk di hari Kamis dan Jumat.
"Selama ini barang-barang itu relatif tidak maksimal di Sabtu-Ahad, oleh karenanya saya minta ke tim untuk aktifkan Sabtu-Ahad. Kita mesti masuk. Terima kasih pihak karantina dan bea cukai datang semua sehingga jadi ada suatu kenaikan," kata Menhub.
Selain itu, Budi juga mengapresiasi waktu penimbunan peti kemas atau biasa disebut dwelling time yang sudah menurun menjadi rata-rata 2,4 hari.