REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON— Ketua Yayasan Assunnah Cirebon, Riana, membantah tuduhan Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siroj yang menyatakan bahwa Yayasan yang dipimpinnya menjadi salah satu yang menerima pendanaan radikalisme dari donatur di Arab Saudi.
Riana mengungkapkan sejak Yayasan Assunnah berdiri dengan pesantren dan lembaga pendidikan formal tak pernah menerima pendanaan dari donatur-donatur di Arab Saudi.
Ia mengungkapkan Assunnah berdiri dari dorongan dan bantuan masyarakat di Cirebon. “Tuduhan itu tidak berdasar, dan saya sendiri keberatan ya. Hoax itu. Saya berharap yang bersangkutan lebih bertabayun, berhati-hati dalam mengucapkan perkataan,” kata Riana saat berbincang dengan Republika.co.id di Ponpes Assunnah pada Senin (7/10).
Menurut Riana, Yayasan Assunnah sangat berhati-hati dalam menerima bantuan dari para donaturnya. Bahkan Assunah menolak bantuan dana yang dilatarbelakangi kepentingan politik. Assunah sendiri sudah berdiri sejak 1995.
Perintisnya adalah Ustaz Ali Hijroh. Yayasan Assunnah makin berkembang pesat dengan bantuan warga Cirebon salah satunya yakni warga Kesambi Cirebon yang juga pensiunan pegawai pemerintahan yakni Sukarjo. Dia mewakafkan lahan dan menjadi donatur dalam pembangunan pesantren dan lembaga formal Assunnah.
“Kami tak ingin ada tumpangan dana yang merusak tatanan kami, seperti harus aktif politik praktis kita tolak itu. Apalagi sampai mengarah ke radikalisme, kami tolak,” tegas Riana.
Riana mengungkapkan dalam menjalankan Yayasan Assunnah yang menaungi pesantren Assunnah dan lembaga formal tingkat Taman kanak-kanak hingga Aliyah, pesantren menggunakan dana komite yakni yang berasal dari orang tua santri dan murid.
Saat ini total santri dari tingkat TK sampai Aliyah di Assunnah mencapai 1.600 santri. Selain itu, Assunnah pun memiliki unit kewirausahaan untuk menopang operasional pesantren mulai dari mini market, laundry, konfeksi, Baitul Maal wa Tamwil (BMT), katering hingga biro perjalanan.