Selasa 08 Oct 2019 06:15 WIB

Layanan 5G Percepat Kinerja Digitalisasi Usaha Nasional

Dampak terbesar akan dirasakan oleh sejumlah sektor utama seperti manufaktur dan jasa

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
5G
Foto: Pixabay
5G

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan teknologi 5G yang jauh lebih canggih dibandingkan teknologi 4G, bila diterapkan dengan yakin dan tersebar secara merata maka akan dapat mempercepat kinerja digitalisasi usaha nasional. Teknologi digital 5G dinilai memiliki beragam manfaat yaitu kecepatan hingga 50 kali lebih cepat, 10 kali lebih responsif, dan daya konektivitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan teknologi 4G.

"Peluncuran layanan 5G akan berperan besar dalam mempercepat digitalisasi bisnis dan memberikan manfaat besar bagi perusahaan Indonesia," kata Managing Director Cisco Indonesia (perusahaan teknologi digital multinasional) Marina Kacaribu, di Jakarta, Senin (7/10).

Menurut dia, dampak terbesar akan dirasakan oleh sejumlah sektor utama seperti manufaktur dan jasa sebagai kontributor terbesar perekonomian secara keseluruhan. Seiring dengan tingginya jumlah pengguna data, lanjutnya, operator telekomunikasi di Indonesia dinilai juga akan memimpin pertumbuhan di kawasan ASEAN berkat pemanfaatan potensi implementasi teknologi 5G.

Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai 40 miliar dolar AS hingga akhir 2019 ini, berdasarkan riset terbaru dari laporan e-Conomy SEA tahun ini yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf menjelaskan tren pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara pesat, termasuk Indonesia. Dari laporan tersebut pula, transformasi ekonomi lndonesia yang luar biasa menjadi pendorong pertumbuhan yang dinamis bagi Asia Tenggara.

"Tahun ini kita prediksi ekonomi internet Indonesia mencapai 40 miliar dolar, dan kami prediksi di tahun 2025 akan mencapai lebih dari 133 miliar dolar," kata Randy pada konferensi pers di Kantor Google Indonesia.

Randy menjelaskan riset terbaru ini melaporkan tingkat pertumbuhan Indonesia mencapai 49 persen. Ini merupakan yang paling pesat di Asia Tenggara dengan potensi hingga 133 miliar dolar AS pada 2025.

Menurut laporan regional tahun 2019, pertumbuhan ekonomi digital tersebut mencakup lima sektor, yakni e-commerce, media online, transportasi online, wisata dan perjalanan, serta jasa keuangan digital. Dalam empat tahun ke depan, laporan memprediksi pertumbuhan 12 kaIi lipat untuk sektor e-commerce lndonesia dan pertumbuhan 6 kali lipat untuk transportasi online. Pembiayaan di Indonesia juga berpotensi untuk melebihi rekor yang tercatat pada tahun 2018.

Sebelumnya, Pemerintah mendorong seluruh operator telekomunikasi melakukan uji coba jaringan 5G. Imbauan ini mengingat teknologi tersebut akan mendukung perekonomian nasional dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan.

"Kalau ditanya ke pemerintah sudah sejauh mana kesiapan 5G, maka sebaiknya yang harus ditanya adalah ke operator telekomunikasi, sudah seberapa jauh kesiapannya, mengingat operator yang paling berkepentingan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat acara fiberisasi untuk kesiapan 5G di Jakarta, Rabu (21/8).

Dikatakan, sejumlah negara seperti Korea Selatan dan Jepang saat ini juga terus mengembangkan dan menyiapkan 5G sebagai teknologi termutakhir telekomunikasi dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi.

Mengingat teknologi 5G saat ini sudah menjadi kebutuhan dunia, Rudiantara mengatakan bahwa semua operator telekomunikasi di Indonesia harus aktif dan terus melakukan uji coba jaringan 5G dengan basis antarbisnis (B to B).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement