Selasa 08 Oct 2019 22:10 WIB

Konferensi Internasional Diharap Beri Sumbangsih Pemikiran

Narasumber konferensi internasional datang dari berbagai negara.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin secara resmi membuka Konferensi Internasional pertama tentang keagamaan dan pendidikan (The 1st Internasional Conference on Relegion and Education/INCRE) 2019 di Bintaro, Tangerang, Selasa (8/10) malam. Lukman tampak didampingi Kepala Pusat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abdurrahman Mas'ud dan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Prof. Amsal Bakhtiar.

Dalam sambutannya, Lukman menyampaikan terimakasih kepada para narasumber yang hadir dari berbagai negara untuk memberikan kontribusi pemikiran dalam kehidupan yang semakin kompleks.

Baca Juga

“Pertama saya menyamapaikan terimakasih kepada para narasumber yang datang dari berbagai negara, yang nanti tentu diharapkan bisa memberikan sumbangsih pemikiran,” ujar Lukman saat sambutan dalam acara pembukaan INCRE 2019 di Hotel Santika, Bintaro, Tangerang, Selasa (8/10).

Ada sekitar 80 makalah yang akan dibahas dalam konferensi tiga hari tersebut. Lukman beraharap, para peserta nantinya bisa mendalami berbagai tema pembahasan, sehingga kedepannya bisa ditindaklanjuti dengan program-program nyata.

Dengan adanya konferensi Internasional ini, menurut Lukman, para peserta akan membicarakan tentang kontribusi apa yang bisa diberikan agama di era global sekarang ini. Karena, menurut dia, di era global ini kehidupan manusia sudah tidak lagi tersekat-tersekat dan revolusi Industri telah membuat kehidupan semakin kompleks.

“Maka apa yang bisa diberikan oleh agama? apa sumbangsih agama? Tentu nanti bisa melalui pendidikan juga,” ucapnya.

Lebih lanjut, Lukman menyampaikan bahwa agama dihadirkan oleh Tuhan agar manusia bisa menjaga harkat dan maratabatnya. Meskipun beraneka ragam, kata dia, manusia bisa saling mengisi satu sama lain. “Oleh karenanya, agama menjadi salah satu faktor yang sangat penting yang mampu menyatukan kita di tengah-tengah kemajemukan kita, di tengah-tengah keragaman kita,” kata Lukman.

Namun, tambah Lukman, agama juga memiliki watak yang khas, yang mana pengikutnya bisa menghadirkan fanatisme yang berlebihan jika tidak diimbangi dengan wawasan keagamaan yang cukup, sehingga bisa menimbulkan hal-hal yang destruktif.

“Maka di sinilah tantanganya bagi kita. Di tengah-tengah kehidupaan yang semakin kompleks yang lalu kemudian secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan pemahaman kita terhadap agama itu juga semakin beragam,” jelas Lukman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement