REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan yang menimpa pembalap Repsol Honda, Marc Marquez hampir batal membuatnya memastikan gelar juara MotoGP keenam di Sirkuit Chang, pada seri balap Thailand, akhir pekan lalu. Namun teknologi pada baju Marquez melindunginya dari kemungkinan cedera parah.
Pasalnya, pembalap asal Spanyol itu kehilangan kendali motornya di Tikungan 7 saat menjalani sesi latihan pertama hingga terpelanting dan terjatuh keras menghantam aspal. Ia terpaksa mengganti sepeda motornya yang ringsek.
Setelah insiden, Marquez meringkuk di gravel dan sempat tak bisa bernafas sebelum dilarikan ke rumah sakit setempat untuk dilakukan pemindaian. "Itu kecelakaan yang aneh karena saya baru saja keluar dari box (pit) untuk menjalani out lap. Mungkin bannya belum siap atau mungkin saya berada di area kotor," kata Marquez seperti dilansir laman resmi MotoGP.
Alpinestar, perusahaan yang menyediakan perlengkapan balap Marquez pada Selasa (8/10) merilis data analisa kecelakaan yang menimpa pembalap Repsol Honda itu. Terdapat jarak dua detik antara momen Marquez kehilangan kendali motor RC213V-nya dan benturan yang ia alami.
Dalam akun Twitter resminya, Alpinestar menjelaskan airbag yang berada di baju balap Marquez terkembang 0,585 detik sebelum tubuh Marquez menyentuh aspal.
Dalam benturan pertama dengan aspal, sensor yang ada di bagian bahu kiri menunjukkan gaya gravitasi sebesar 26,14G. Namun, benturan itu masih tak sebesar yang dialami Loriz Baz ketika ia terjatuh di sesi uji di Sepang pada 2016. Pembalap asal Prancis itu mengalami benturan 29,9G.
Untuk perbandingan, bola golf mengalami benturan sekuat 19G ketika stik yang diayunkan pegolf mengenainya. Kemudian mobil yang mengalami tabrakan ketika melaju dengan kecepatan 64 km/jam mengalami benturan 35G, demikian laman resmi MotoGP.
Benturan yang dialami Marquez itu pun bisa dibilang besar. Tapi berkat teknologi keamanan airbag yang telah menjadi standar di baju balapan Grand Prix, Marquez mampu melewati salah satu kecelakaan terparahnya tanpa terluka.
Dua hari setelah itu, Marquez mengalahkan pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, di GP Thailand dan merayakan gelar juara dunia kedelapan.
Alpinestars merupakan salah satu perancang dan pabrikan baju balap yang digunakan di MotoGP. Seperti dikutip dari Box Repsol, baju tersebut memiliki beberapa fakta unik di dalamnya.
Baju balap rancangan Alpinestars dibuat dengan tangan menggunakan pengukuran akurat terhadap setiap postur tubuh pembalap. Pelindung dan kain harus berukuran pas demi kesempurnaan agar konsentrasi pembalap tetap terjaga.
Untuk membuat satu potong baju balap Alpinestars khusus MotoGP, dibutuhkan waktu tujuh setengah jam dengan memadukan 13 bahan khusus ke dalam baju. Produsen pun hanya membuat empat baju balap untuk setiap pembalap dalam satu musim dan tidak menjualnya di pasaran.
Airbag juga menjadi salah satu perhatian pada baju balap. Selain Alpinestars, pabrikan bernama Dainese menjadi pelopor penggunaan airbag pada 2000-an awal. Namun airbag tersebut pada awalnya berada di luar baju pembalap sehingga terlihat seperti bantal saat mengembang.
Baju balap memiliki sensor canggih yang dapat mendeteksi pengendara berada di trek atau tidak, dan perbedaan antara jatuh dan nyaris jatuh. Ini diaktifkan hampir secara instan, bahkan sebelum pengendara membentur aspal.
Di sisi lain, insiden yang dialami Marquez bukanlah yang pertama kali. Pada seri balap Argentina, April lalu, ia juga mengalami kecelakaan pada sesi kualifikasi. Di sesi latihan kedua, aribag di baju Marquez sempat bermasalah karena terbuka dengan sendirinya.
Alhasil, catatan waktu Marquez melorot di latihan kedua. Padahal sebelumnya, Marquez bisa menjadi yang tercepat di sesi pertama. Namun pada saat balapan, ia berhasil merebut gelar juara.