REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – NAMA Foundation, NICE Indonesia, dan Wafaa Foundation kembali berkolaborasi menggulirkan program pelatihan NAMA Global Initiative. Melalui Program NAMA Global Initiative, ketiga lembaga kemanusiaan itu ingin mendongkrak kapasitas sekolah, guru, dan organisasi non-pemerintah (NGO).
NAMA Global Initiative merupakan program untuk memecahkan tantangan di sektor pendidikan dan kemanusiaan. CEO NICE Indonesia Dasril Guntara menyebutkan, program yang diselenggarakan sepanjang September dan Oktober 2019 itu bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas sekolah dan NGO.
Kata dia, NAMA Global Initiative Program dibagi dalam dua klaster sasaran. Pertama, program yang didedikasikan untuk peningkatan kapasitas guru melalui Roadmap of Outstanding Educators (ROOTs) dan peningkatakan kapasitas pengelola sekolah melalui EduLEAD.
Sasaran kedua, yakni program yang dirancang untuk mengembangkan kapasitas organisasi non-pemerintah. Menurut Dasril, program ini diturunkan dalam beberapa mata pelatihan, seperti community leaders program (CLP), project management for development (PRIME), count me in (CMI), dan community social organization manage (CSO Manage).
Dasril menjelaskan, ROOTs berfokus pada transformasi paradigma pendidik, yang semula berfokus pada penyampaian materi ajar (content centric), kini berfokus pada peserta didik (learner centric). ''Kegiatan ini diikuti oleh 74 perwakilan dari 24 sekolah di Jabodetabek,'' ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (11/10).
Sementara EduLEAD, papar Dasril, berfokus pada transformasi peran kepemimpinan di institusi pendidikan. Semula mengutamakan tanggung jawab administrative, kini menuju praktik manajerial yang efektif memonitor dan mengembangkan staf serta memimpin perbaikan sekolah dan mengelola perubahan.
Sementara CLP, lanjut Dasril, mengambil peran dalam meningkatkan keterampilan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Program ini terbagi dalam dua sesi, yakni CLP 1 yang berlangsung di tengah September 2019, dan CLP 2 yang diselenggarakan Oktober 2019.
Menurut Dasril, untuk Program PRIME sengaja menyasar pengembangan kualitas pengelolaan proyek (project management), mulai dari tahap perencanaan, implementasi, hingga monitoring keberlangsungan proyek. Untuk CMI, difokuskan pada manajemen kerelawanan.
Yang terakhir program CSO Manage, yakni program yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan konsultan organisasi sektor ketiga dalam hal manajemen pengelolaan anggota, tim, volunteer, dan mitra eksternal. Seluruh pelatihan tersebut dilaksanakan pada rentang September hingga Oktober 2019.
Seluruh rangkaian NAMA Global Initiative Program, ungkap Dasril, dipandu oleh para pelatih tersertifikasi (professional associate trainers). Dia menyatakan, kolaborasi tiga lembaga kemanusiaan itu dapat memberikan dampak yang luas dan komprehensif dalam meningkatkan kapasitas SDM institusi sekolah maupun yayasan.