Ahad 13 Oct 2019 13:04 WIB

Aa Gym: Tidak Ada yang Bersimpati pada Kekerasan

Aa Gym mengatakan semua kekerasan dan kekejian adalah nafsu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Ulama kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Foto: dok. Istimewa
Ulama kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah asal Bandung Jawa Barat Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengatakan tidak ada orang yang bersimpati kepada kekerasan. Ia pun membahas Alquran surat Ali Imran ayat 159 terkait kekerasan yang terjadi belakangan ini.

"Tidak ada orang yang simpati kepada kekerasan kecuali memang ahli kekerasan, bukan simpati, tapi nafsunya terpuaskan. Kita pedih melihat kekerasan dan cenderung kekerasan itu hanya akan menimbulkan kekerasan lainnya," kata Aa Gym ketika berceramah di Masjid Istiqlal Jakarta pada Ahad (13/10) pagi ini.

Baca Juga

Bagi Aa Gym, Alquran surat Ali Imran ayat 159 sangat penting dalam melihat kekerasan-kekerasan yang ada. "Kali ini melihat kekerasan yang banyak sekarang terjadi, kita akan bahas surat Ali Imran ayat 159," kata dia yang dilanjutkan dengan pembacaan surat tersebut.

Usai ayat itu dilantunkan, Aa Gym menuturkan, hanya rahmat Allah engkau bersikap lemah lembut kepada mereka, dan sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati keras, niscaya orang-orang akan menjauh dari sekitarmu.

"Maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian setelah kau bulatkan tekad, pasrahkan kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang yang pasrah hanya kepada Allah," ujar Aa Gym menerjemahkan ayat tersebut.

Dalam Islam, Aa Gym menjelaskan, memang terdapat peperangan. Namun, peperangan itu dengan alasan yang benar, niat yang benar, cara-cara yang penuh kemuliaan, tidak ada kezaliman dan tidak ada kekejian.

"Ada aturan yang sangat ketat di dalam Islam karena perang bukan memuaskan nafsu. Semua kekerasan dan kekejian adalah nafsu. Karena kalau pakai hati, kita bisa menegakkan keadilan tanpa kekerasan," paparnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement