REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Warga Dusun Dondong, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah menggelar Kirab Gunungan dan Merti Dusun. Shalat minta hujan menjadi salah satu rangkaian agenda yang dilaksanakan masyarakat Dondong.
Kirab gunungan dilepas Wakil Bupati Sleman. Dalam sambutannya, Sri Muslimatun mengatakan, Merti Dusun dan Kirab Gunungan menjadi wujud rasa syukur manusia kepada Sang Pencipta.
Tapi, tidak cuma kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara itu memiliki pesan penting untuk menjaga hubungan sesama manusia. Sri berharap, upacara adat ini menjadi wadah masyarakat untuk saling bersatu.
"Bersama membangun dusunnya, terlebih di zaman sekarang, guyub rukun sesama warga merupakan hal yang luar biasa," kata Sri, Sabtu (12/10).
Selain itu, Sri berpesan agar kegiatan-kegiatan itu menjadi agenda rutin. Sebab, tidak cuma untuk melestarikan budaya dan kerukunan, ia merasa itu dapat menjadi tujuan wisata budaya di Kabupaten Sleman.
Kirab Gunungan dan Merti Dusun sendiri diawali dengan shalat istisqa. Kegiatan yang diikuti masyarakat itu dilanjutkan Kirab Gunungan yang diikuti Dusun Dondong, Dusun Lojisari dan Dusun Pendem.
Sebanyak tiga gunungan diarak masyarakat sejauh empat kilometer mengitari Dusun Dondong. Gunungan sendiri berupa sayur mayur dan buah-buahan yang merupakan hasil bumi masyarakat.
Setelah itu, acara dilanjut pagelaran wayang kulit pada malam hari. Ketua Panitia Merti Dusun Dondong, Sudarman mengatakan secara umum semua rangkain merupakan ungkapan syukur.
Ia mengingatkan, selama ini Tuhan telah begitu baik memberikan begitu banyak rezeki yang melimpah. Sudarman menekankan, rasa syukur itulah yang akan membuat masyarakat terus mendapatkan berkah Tuhan.
Selain itu, Sudarman menjelaskan, adapun pelaksanaan shalat istisqa tersebut memang diniatkan meminta hujan agar segera turun. Terlebih, beberapa daerah di Kecamatan Berbah sudah terdampak kekeringan.
"Harapannya, selain shalat meminta hujan ini, kekeringan berakhir dan warga bisa bertani kembali," ujar Sudarman