Kamis 14 Mar 2024 10:50 WIB

Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di DIY Beberapa Hari ke Depan

Hujan lebat dan gelombang tinggi diperkirakan terjadi pada 14-16 Maret 2024

Pengendara menggunakan ponco saat hujan di kawasan Ngabean, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengendara menggunakan ponco saat hujan di kawasan Ngabean, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wilayah DIY berpotensi diguyur hujan dengan intensitas lebat dan gelombang tinggi di perairan selatan DIY dalam beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun meminta masyarakat untuk waspada terhadap potensi tersebut.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono mengatakan, pihaknya memperkirakan kondisi tersebut akan terjadi pada 14-16 Maret 2024. Bahkan, kondisi cuaca ini diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah di DIY.

"Waspada potensi hujan sedang–lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi berupa pohon tumbang/patah, banjir, juga tanah longsor. Waspada juga potensi gelombang tinggi di perairan Yogyakarta," kata Warjono, Rabu (13/3/2024) malam.

Warjono merinci bahwa pada 14 Maret potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang dapat terjadi di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo bagian utara.

Pada 15 Maret, potensi hujan tersebut juga dapat terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul bagian utara. Sedangkan, pada 16 Maret dapat terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara.

Warjono menjelaskan, perkiraan hujan dan gelombang tinggi ini berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini yang dilakukan BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta.

Setidaknya, pihaknya mengidentifikasi bahwa terdapat pusat tekanan rendah di Australia bagian utara dan di Samudra Hindia Selatan Jawa. Hal ini menyebabkan terbentuknya pertemuan arus angin (konvergensi) di wilayah Jawa dan perairan selatan Jawa yang bertiup dari arah barat–barat laut dengan kecepatan 40–60 kilometer per jam.

"Pantauan MJO di fase 4 (Maritime-Continent) dan gelombang atmosfer Rossby Ekuator di Jawa bagian tengah dan timur yang turut berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia," ucap Warjono.

Selain itu, Suhu Muka Laut (SML) baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa dan Samudera Hindia Selatan Jawa terpantau hangat sebesar 29–31 0C, serta Anomali Suhu Muka Lautnya terpantau positif (hangat) yaitu sebesar 0,5–4,8 0C sehingga menambah potensi penguapan/kandungan uap air dalam atmosfer.

"Hasil analisis terkini dari profil vertikal kelembaban udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5–3,0 kilometer (level 850-700 mb) berkisar antara 80–95 persen (basah), sehingga menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY pada siang, sore, dan malam hari," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement