REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Pemerintah Jerman akan menghentikan ekspor senjata ke Turki. Keputusan itu diambil sehubungan dengan operasi militer yang dilakukan Ankara di Suriah.
Hal tersebut diumumkan Kanselir Jerman Angela Merkel saat berbicara di majelis rendah parlemen pada Kamis (17/10). Dia mengaku sangat mengkhawatirkan operasi militer Turki karena dinilai dapat memicu krisis kemanusiaan.
“Dalam beberapa hari terakhir saya sangat mendesak Turki untuk mengakhiri operasi militernya melawan militer Kurdi (di Suriah) dan saya menekankan hal itu lagi sekarang. Ini adalah drama kemanusiaan dengan efek geopolitik yang sangat besar sehingga Jerman tidak akan mengirimkan senjata apa pun ke Turki dalam kondisi saat ini,” kata Merkel.
Sebelum Jerman, beberapa negara seperti Norwegia, Belanda, Kanada, dan Inggris telah mengambil kebijakan serupa. Mereka kompak menangguhkan pengiriman senjata dan peralatan militer lainnya ke Turki karena mengkhawatirkan terjadinya bencana kemanusiaan di Suriah.
Negara-negara itu pun mendesak Turki agar segera menghentikan operasi militernya. Mereka menilai stabilitas di kawasan akan semakin rentan dan rapuh jika Ankara melanjutkan aksi militernya di Suriah.
Turki mulai melancarkan operasi militer di Suriah timur laut pada Rabu pekan lalu. Mereka ingin menumpas pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki telah melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.