Selasa 22 Oct 2019 06:20 WIB

Minat Baca Harus Didorong dari Keluarga dan Sekolah

Keluarga bisa memberikan waktu khusus untuk membaca bersama sekitar 15-30 menit.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah siswi membaca buku sekaligus menulis di Perpustakaan Nasional. (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah siswi membaca buku sekaligus menulis di Perpustakaan Nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis novel, Asma Nadia mengatakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia khususnya anak-anak perlu campur tangan berbagai pihak. Ia mengatakan, sosialisasi kepada anak-anak tidak cukup namun juga perlu dilakukan untuk orang tua dan sekolah.

"Harus juga ke orang tua dan berbagai pihak. Mulai dari orang tua, sekolah, kalau bisa anak ini dikepung dorongan dia untuk dia mau membaca dari berbagai arah. Dari orang tuanya begitu, dari sekolahnya begitu," kata Asma pada Republika.co.id, Senin (21/10).

Baca Juga

Ia berpendapat, pembinaan dari keluarga itu sangat penting untuk membuat anak-anak suka membaca. "Terutama mendorong urgensi, kenapa kita ini harus membaca," kata dia lagi.

Setiap keluarga perlu mendorong tumbuh suburnya kegemaran membaca pada anak-anaknya. Selanjutnya, keluarga perlu menjadikan kegiatan membaca menjadi tradisi bersama.

Menurut Asma, keluarga bisa memberikan waktu khusus untuk membaca bersama sekitar 15 hingga 30 menit. Di dalam kegiatan itu, ayah, ibu dan anak bisa membaca bersama sehingga anak-anak tahu bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan.

"Juga ada waktu untuk mengajak pergi ke perpustakaan jadi ada dorongan untuk membaca," kata dia menjelaskan.

Selain keluarga, pihak sekolah juga memiliki peran penting untuk meningkatkan minat baca anak. Asma berpendapat, sekolah harus lebih sering mengadakan kunjungan ke perpustakaan.

"Ke perpustakaan terdekat di sekitar mereka, setelah itu mereka tertarik dan suasananya juga kondusif untuk belajar. Mungkin mereka setelah itu bisa jalan sendiri ke sana," kata dia lagi.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Nurhadi Saputra mengatakan masalah yang ada soal buku adalah persebaran bahan bacaan yang kurang merata. Terkait hal tersebut Asma membenarkan. Namun, kata dia, masalah lain juga adalah akses ke perpustakaan yang masih sulit di beberapa daerah.

Ia mengisahkan, di salah satu rumah baca binaannya, tiba-tiba sepi dari anak-anak yang biasa datang. Setelah diperiksa ternyata ada jalan yang rusak sehingga mereka tidak bisa ke rumah baca tersebut. Akhirnya, relawan dari Rumah Baca Asma Nadia tersebut mengkomunikasikan ke pihak terkait agar jalanan bisa kembali diperbaiki.

Selain itu, pemerintah daerah hingga ke kecamatan dan kelurahan juga memiliki peran untuk meningkatkan minat baca. Ia berharap, lebih banyak perpustakaan daerah yang aktif dan dibuat lebih menarik agar lebih banyak pengunjung yang datang. Perpustakaan daerah juga perlu melakukan pembinaan yang lebih baik kepada perpustakaan masyarakat.

Koleksi di perpustakaan, kata dia, jangan sampai ketinggalan zaman dan tidak memiliki buku-buku baru. Sebab, bisa jadi generasi muda yang tidak berminat datang ke perpustakaan karena tidak familiar dengan buku-buku yang ada.

"Mudah-mudahan semoga lebih banyak perpustakaan daerah yang aktif membina perpustakaan masyarakat di sekitarnya. Sehingga, mereka yang datang atau jauh dari perpustakaan daerah bisa ke perpustakaan masyarakat ini," kata dia lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement