Selasa 22 Oct 2019 13:26 WIB

Dua Anak Usaha BUMN Incar Proyek EBT

Dua anak usaha BUMN ini akan menggarap proyek EBT berkapasitas 4.600 megawatt.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua anak usaha BUMN terbesar, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dan PT Indonesia Power (IP) berkolaborasi untuk mengembangkan sektor pembangkit energi baru terbarukan (EBT). PPI yang memang bergerak di sektor gas alam cair (LNG) dan gas selama ini sudah banyak mengembangkan proyek PLTG.

Kedepan dengan menggaet IP harapannya ada banyak proyek EBT yang bisa dikembangkan bersama. Direktur Utama PPI, Ginanjar menjelaskan kedua anak perusahaan Pertamina dan PLN ini sudah meneken MoU untuk kedepannya bisa mengerjakan proyek bersama. Sebelumnya, keduanya sudah bersama sama merunning proyek Jawa 1.

Baca Juga

"Kita kan memang sudah kerja sama banyak hal. Dengan expertise masing-masing dengan IP. yang sudah jalan kan Jawa 1. Kedepan akan banyak lagi yang akan kita kerja samakan," ujar Ginanjar saat dihubungi Republika, Selasa (22/10).

Ia mengatakan kerja sama ini akan mendatangkan banyak manfaat bagi bangsa Indonesia. Bahkan, menurutnya dari sinergi tersebut akan menghasilkan hingga 4.600 megawatt guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

“Paling tidak kerja sama dengan Indonesia Power akan menghasilkan 4,6 gigawatt atau 4.600 megawatt,” ujar Ginanjar.

Ia menjelaskan beberapa potensi proyek kelistrikan yang bisa dikembangkan bersama adalah KEK Bintuni dan juga pengembangan kelistrikan di Kalimatan sebagai ibu kota baru.

"Kedepan kalau sama IP tentu akan banyak proyek yang bisa kita kerjakan bersama. Potensi banyak ya. Seperti di KEK Bintuni. Lalu kan ada rencana ibu kota baru. Kita coba mau masuk untuk mengembangkan kelistrikan EBT disana," ujar Ginanjar.

Jika di Kalimantan, kata Ginanjar ada potensi PLTS yang bisa dikembangkan. "Sepertinya PLTS ya yang menarik. 100 MW begitu itu juga salah satu proyek potensial juga," ujar Ginanjar.

Dengan kerjasama ini, Ginanjar berharap proyek proyek kedepan bisa lebih efisien dan bisa memberikan kontribusi lebih bagi negara. "Kalau dua BUMN bersama kan, nantinya akan lebih efisien. Lalu dua duanya, Pertamina dan PLN merupakan expert dibidangnya. Jadi tentu tinggal jalan saja," ujar Ginanjar.

Direktur Operasi Indonesia Power, Hanafi menjelaskan kedua perusahaan memang sudah lama menjalin kerjasama. Ia menjelaskan kolaborasi dalam sektor EBT merupakan proyek yang akan dikembangkan bersama.

"Artinya kesepahaman dua pihak untuk melakukan peluang kerjasama ke depan

dan sangat mungkin kita kolaborasi bersama sama, termasuk EBT," ujar Hanafi saat dihubungi Republika, Selasa (22/10).

Hanafi juga menjelaskan untuk kedepan detail proyek masih akan dibahas detail. Ia menjelaskan dengan kerjasama ini komunikasi dua anak usaha BUMN ini bisa mencapai tujuan bersama.

"Skema ya tentu akan didetailkan lagi masing2 peran dalam setiap proyek. Dengan MoU ini, maka komunikasi akan lebih mudah, karena masing masing pihak sudah ada Lead team untuk pembahasan  bersama tentang bentuk dan goal bersama," ujar Hanafi.

Sebagai bentuk sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina Power Indonesia (PPI) melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Indonesia Power (IP). Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Pusat PT Indonesia Power, Gedung Centennial Tower, Jakarta, Senin (21/10).

Penandatanganan ini dilakukan oleh Presiden Direktur PPI Ginanjar dan Direktur Utama IP M Ahsin Sidqi. Kerja sama strategis antara dua perusahaan ini akan bergerak dalam hal pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik berbasis gas dan EBT.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement