Selasa 22 Oct 2019 19:37 WIB

Masyarakat Jepang Tanggapi Beragam Pelantikan Kaisar Baru

Bagi yang mendukung, kaisar baru bisa tetap dekat dengan masyarakat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Masyarakat Jepang berbaris dan menunggu di luar istana Imperial Palace sebelum upacara penobatan kaisar Naruhito, Selasa (22/10).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Masyarakat Jepang berbaris dan menunggu di luar istana Imperial Palace sebelum upacara penobatan kaisar Naruhito, Selasa (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Jepang Naruhito secara resmi menyatakan penobatannya dalam upacara yang dihadiri oleh ratusan pejabat tinggi, Selasa (22/10). Momen ini pun mendapatkan tanggapan yang beragam dari masyarakat negeri sakura itu.

"Ini adalah era baru dan kaisar adalah dukungan bagi rakyat Jepang, jadi saya merasa sangat bahagia pada hari ini," kata akuntan yang sedang berada di stasiun kereta bawah tanah bernama Nabuhiko Yabu.

Baca Juga

Yabu menyatakan, harapan untuk kaisar berusia 59 tahun ini untuk membuat Jepang tetap bertahan ketimbang ingin melakukan sesuatu. Baginya, kaisar harus mendukung rakyat Jepang.

Ryoya Suzuki yang merupakan karyawan berusia 25 tahun pun melihat optimisme dari upacara yang baru terjadi setelah berabad lalu. Dia mengatakan, sosok kaisar ini bisa tetap dekat dengan masyarakat laiknya kaisar sebelumnya.

"Karena dia muda dan enerjik dengan kepemimpinan yang luar biasa, saya berharap dia akan mendukung orang-orang Jepang, yang telah menghadapi bencana dan topan yang berkelanjutan," kata Tomoko Shirakawa yang sedang menunggu di depan istana.

Sedangkan Junko Chijiwa dan anaknya Natsuki melihat kaisar baru harus bisa dekat dengan korban-korban bencana. Dia sengaja datang dari Kyushu, Jepang barat daya,  untuk melihat parade yang akan dilakukan.

Hanya saja, parade setelah upacara dibatalkan setelah Topan Hagibis menyebabkan banjir besar di bagian timur laut Jepang. "Saya lahir di tahun pertama era Heisei," kata Natsuki merujuk pada era kekaisaran yang dimulai pada 1989, ketika ayah Naruhito Akihito mewarisi takhta.

"Jadi, ini adalah pertama kalinya bagiku untuk melihat seorang kaisar baru mengambil takhta. Saya telah menyaksikan mantan kaisar berdiri di samping orang-orang, dan saya ingin kaisar dan permaisuri baru mewarisi semangat itu," ujar perempuan berusia 30 tahun itu.

Sedangkan Yoshikazu Arai berusia 74 tahun justru mengkritik penobatan tidak perlu dibesar-besarkan. Upacara penobatan pun tidak perlu dibuat rumit karena ini hanya membuat lalu lintas menjadi dibatasi dan membuat tidak nyaman bagi masyarakat.

"Kaisar diperlukan sekarang sebagai simbol rakyat, tetapi, pada titik tertentu, kaisar tidak lagi diperlukan. Segalanya akan baik-baik saja tanpa seorang kaisar," kata pensiunan dokter bedah itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement