Rabu 30 Oct 2019 13:06 WIB

Cina Sebut AS Lakukan Bullying Ekonomi

AS dituding melakukan bullying ekonomi terhadap dua raksasa teknologi Cina.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan bullying ekonomi setelah regulator AS mengancam akan memotong dana subsidi jaringan telekomunikasi AS yang menggunakan perangkat buatan Cina. Tuduhan ini disampaikan Cina terkait larangan penggunaan jaringan dan perangkat telekomunikasi milik dua perusahaan Cina, Huawei dan ZTE.

"Cina akan secara tegas menentang kekuatan negara AS yang menyalahgunakan untuk menekan perusahaan-perusahaan Cina tertentu dengan tuduhan yang tidak beralasan tanpa adanya bukti," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang, Selasa (29/10), dilansir AP.

Baca Juga

"Perilaku bullying ekonomi AS adalah penolakan prinsip ekonomi pasar yang selalu diiklankan AS," kata Geng.

Dia menambahkan, tindakan AS akan merusak kepentingan bisnis dan konsumen AS, khususnya di daerah pedesaan. "Kami ingin mendesak AS sekali lagi untuk berhenti menyalahgunakan konsep keamanan nasional," kata Geng.

Komisi Komunikasi Federal AS bulan depan akan memutuskan apakah akan melarang perusahaan telekomunikasi menggunakan subsidi pemerintah untuk membayar peralatan jaringan dari Huawei dan ZTE.

Langkah ini sebagian besar memengaruhi perusahaan kecil di perdesaan karena perusahaan nirkabel AS yang lebih besar tidak menggunakan peralatan dari dua perusahaan Cina tersebut.

Agensi ini juga menjajaki dampak yang mengharuskan perusahaan untuk mencabut peralatan Huawei dan ZTE mereka saat ini, permintaan kelompok perdagangan untuk operator nirkabel pedesaan kecil mengatakan akan menelan biaya hingga 1 miliar dolar AS.

Pemerintah mencari komentar tentang bagaimana hal itu dapat membantu perusahaan secara finansial jika mereka diharuskan melakukannya. RUU di Kongres telah mengusulkan pengaturan 700 juta hingga 1 miliar dolar AS untuk perusahaan telekomunikasi untuk menggantikan jaringan mereka.

Pemerintah AS mengatakan Huawei, pemasok peralatan telekomunikasi terbesar dan produsen ponsel pintar Nomor 2 di dunia, merupakan ancaman spionase. Namun, tidak ada bukti bahwa peralatannya digunakan untuk memata-matai oleh pemerintah Cina dan Huawei dan ZTE membantah bahwa peralatan mereka digunakan untuk tujuan tersebut.

Pemerintah AS juga telah menekan negara sekutunya untuk melarang penggunaan jaringan Huawei dan telah membatasi ekspor teknologi AS ke Huawei.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement