REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Kapolri Komisaris Jenderal Idham Azis menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, Rabu (30/10). Dalam uji tersebut, Idham dicecar soal hubungan Polri dengan Islam, serta pandangannya soal radikalisme.
Pertanyaan itu muncul dari politikus PKS Aboebakar Alhabsy. Ia menyebut adanya kesan di lapangan bahwa umat Islam seperti memiliki jarak dengan Kepolisian. "Seakan-akan polisi kurang ramah dengan umat," ujar Aboebakar dalam uji kepatutan dan kelayakan.
Aboebakar mengatakan, ia meyakini pribadi Idham tak jauh dengan Islam. Namun, dalam praktiknya, kesan bahwa Polri dan umat Muslim saling berhadapan tidak dapat terelakkan.
Maka itu, Aboebakar pun menanyakan bagaimana visi Idham untuk menghilangkan kesan tersebut. "Saya lihat percaya dengan bapak, bagaimana visi bapak tentang relasi dengan umat agar hubungan harmonis Bagaimana agar terjadi suasana seimbang yang nyaman," ujar Aboebakar.
Selain itu, pertanyaan seputar isu radikalisme pun dilayangkan ke Idham yang saat ini masih menjabat sebagai Kabareskrim itu. Aboebakar melihat adanya tudingan radikalisme kerap disematkan ke umat Islam. Pertanyaan serupa juga dilayangkan fraksi PAN ke Idham
"Kami takbir dibilang radikal, kami baca Quran radikal, janganlah," ujar Aboebakar.
Maka itu, Aboebakar pun ingin mengetahui bagaimana pandangan Idham ataz isu radikalisme tersebut. Terlebih, Idham merupakan sosok yang memiliki kiprah tak jauh dengan aksi radikalisme dan terorisme dari Poso, hingga dr Azhari.
"Kita ingin pemahaman bapak soal terorisme. Pandangan bapak tentang radikalisme itu apa," ujar Aboebakar menambahkan.