Kamis 31 Oct 2019 08:05 WIB

Polusi Udara di India Parah, Sekolah Diminta Libur

Ibu Kota India terperangkap kabut asap dari kebakaran lahan pertanian.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Siswa India menggunakan sapu tangan sebagai masker untuk melindungi diri dari polusi udara mematikan di New Delhi, India.
Foto: AP Photo/R S Iyer
Siswa India menggunakan sapu tangan sebagai masker untuk melindungi diri dari polusi udara mematikan di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Polusi udara di India memasuki tingkat mengkhawatirkan. Beberapa dokter dan warga mendesak pihak berwenang New Delhi meliburkan sekolah serta membatalkan acara olahraga luar ruangan di ibu kota India.

Kebakaran lahan pertanian di negara-negara tetangga telah mengirim asap melayang di atas awan kota. New Delhi terperangkap dalam kabut asap yang menimbulkan risiko kesehatan bagi 20 juta penduduknya, menurut pedoman peringatan udara Dewan Pengawas Polusi (CPCB).

Baca Juga

Indeks kualitas udara CPCB telah melampaui 400. Angka itu diklasifikasikan dalam skala "parah" yang berarti secara serius mempengaruhi mereka yang memiliki penyakit pernapasan, dan bahkan mereka yang sehat. Polusi di beberapa tempat telah memuncak pada angka 500, level paling parah pada indeks pemerintah.

"Ini adalah darurat kesehatan masyarakat," kata dokter pernapasan di Rumah Sakit Ram Manohar New Delhi Desh Deepak seperti dikutip Aljazirah, Kamis (31/10).

"Hari ini, paru-paru jauh lebih hitam dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu," ujar dia manambahkan.

Beberapa warga dan dokter mendesak melalui Twitter untuk meminta sekolah ditutup sementara sampai kualitas udara membaik. Mantan kapten kriket India Bishan Singh Bedi juga memperingatkan penundaan pada pertandingan kriket Twenty20 antara India dan Bangladesh pada Ahad mendatang karena "kualitas udara berbahaya".

Kendati demikian, panitia pertandingan di Asosiasi Kriket Delhi & Distrik mengumumkan penjualan tiket pada Rabu (30/10) yang menunjukkan pihaknya tetap akan mengadakan pertandingan Ahad mendatang. "Saya harap polusi tidak akan menghalangi kriket," ujar Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal.

Beberapa warga India juga menyerukan pembatalan lari enam kilometer yang dijadwalkan Kamis. Perlombaan lari untuk menandai peringatan kelahiran mantan menteri dalam negeri Sardar Patel, yang dihormati oleh nasionalis Hindu yang berkuasa.

Indeks CPCB mengukur konsentrasi zat partikulat beracun kecil yang dapat dibawa jauh ke dalam paru-paru sehingga menyebabkan penyakit mematikan termasuk kanker dan masalah jantung. "Kami berada dalam situasi yang parah karena tidak ada angin," kata Prashant Gargava, seorang pejabat tinggi di CPCB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement