Senin 04 Nov 2019 10:34 WIB

Komunitas Muslim AS Santuni Tunawisma dan Fakir Miskin

Santunan tunawisma dan fakir miskin bentuk kepedulian.

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Day of Dignity yang digelar komunitas Muslim AS.
Foto: Seattle TImes
Day of Dignity yang digelar komunitas Muslim AS.

REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE- Aziz Junejo merasa takut tidak akan ada yang datang menghadiri acara yang diselenggarakan masjid-masjid lokal, serta komunitas Muslim di Amerika Serikat (AS).

Sebagai orang yang membantu penyelenggaraan acara yang disebut dengan Day of Dignity itu, dia mengaku memang sempat khawatir karena lokasi baru yang dipilih dalam perhelatan ini, yaitu Gereja Plymouth di pusat kota Seattle. 

Baca Juga

Namun, Junejo tiba-tiba merasa tidak lagi perlu merasa takut dan khawatir karena sebelumnya, memang tidak begitu banyak orang yang datang dalam acara ini. Ia mengatakan acara yang sebelumnya diadakan di Millionair Club, ada lebih dari 300 orang datang saat waktu penyelenggaraan selama empat jam hampir habis. 

Dalam acara kali ini, terlihat setidaknya ada enam tukang cukur yang menyediakan layanan potong rambut, seorang ahli akupuntur, serta para sukarelawan membagikan mantel musim dingin, tas ransel, hingga berbagai barang berguna lainnya. Kemudian, ada sebuah pos kesehatan yang menawarkan tes HIV serta penyakit lainnya dengan gratis.

Tak hanya itu, di Day of Dignity, orang-orang juga bisa makan siang dengan ayam dan nasi. Junejo mengatakan Plymouth dipilih sebagai lokasi acara dengan jarapan adanya kemitraan antar umat beragama yang tercipta. Bahkan, gereja itu menyambut baik rencana ini. 

Pendeta Steven Davis sebagai pengurus eksekutif Gereja Plymouth menyediakan ruangan shalat bagi umat Muslim dalam acara ini. Ia bahkan menawarkan penggunaan ruangan di rumah ibadah umat nasran itu secara gratis dan mengatakan banyak anggota gereja yang pasti akan lebih terlibat membantu Day of Dignity di tahun-tahun yang akan datang. 

Bagi sukarelawan bernama Maria Romero, acara ini sangat berarti, terutama bagi komunitas Muslim. Selama ini, ia telah mencoba untuk mendaftar sebagai relawan, namun sering kali gagal karena jumlahnya telah tercukupi. 

“Semua tempat untuk relawan sudah penuh, hinga tahun ini saya dan putri saya bisa melakukannya. Ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi kami sebagai sebuah keluarga,” ujar Romero dilansir Seattle Times, Senin (4/11). 

Romero mengatakan sukarelawan memberdayakannya untuk melakukan sesuatu yang telah menjadi perhatiannya selama ini. Karena itu, ia sangat bersedia untuk terus menjadi sukarelawan dalam acara Day of Dignity

Sementara itu, salah satu pengunjung acara bernama Marjie Lill mengaku sangat senang karena sebagai tunawisma, dirinya merasa sangat tertolong. Ia mengatakan datang untuk mendapatkan mantel musim dingin yang sangat bagus, serta beruntung untuk menemukan barang-barang lainnya yang ditawarkan di Day of Dignity

“Aku tidak percaya ini,” ujar Lill sambil memamerkan ransel baru yang didapatnya dalam acara itu. Ia kemudian juga mendapatkan akupuntur untuk meringankan masalah pada bahu yang dideritanya. “Tubuhku terasa lebih baik, aku akan bisa tidur malam ini,” kara Lill menambahkan. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement