REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN -- Petenis tunggal putri nomor satu dunia, Ashleigh Barty, menggenggam gelar WTA Finals 2019 setelah mengalahkan juara bertahan, Elina Svitolina 6-4, 6-3, di Shenzhen, China, Ahad (3/11). Kemenangan Barty memiliki makna luar biasa.
Kemenangan ini membuat Barty memperkecil kekalahannya setiap berjumpa Svitolina menjadi 5-1. Meraih gelar pada kejuaraan akhir tahun merupakan prestasi luar biasa bagi petenis asal Australia itu. Ia mengakhiri musim dengan menjadi petenis Australia pertama yang memenangkan WTA Finals Tour sejak Evonne Goolagong Cawley pada tahun 1976.
Setelah masuk ke jajaran petenis 20 besar dunia tahun lalu, Barty terus menanjak ke atas. Perpaduan antara kekuatan serta variasi mengayunkan raket dengan kecerdasan dan kreativitasnya, membawanya ke puncak permainannya.
Sepanjang 2019, ia meraih gelar Premier Mandatory pertamanya di Miami Open. Ia juga meraih grand slam pertamanya di Prancis Terbuka. Lalu gelar Birmingham mengantarkan dirinya menjadi petenis nomor satu dunia untuk pertama kalinya.
Ditambah dengan menjadi pemain kelima yang memenangkan final WTA Finals pada debutnya. Serta menutup tahun sebagai pemain top dunia. Sehingga, Barty pantas senang atas pencapaiannya sejak awal hingga akhir musim.
"Ini merupakan tahun yang luar biasa. Ini tentang keluar dan berjuang sampai akhir. Saya tidak bisa lebih bangga. Ini merupakan tahun yang luar biasa," kata Barty, dilansir dari BBC, Ahad (3/11).
Barty mengklaim bangga atas pencapaian dirinya sendiri serta tim. Dalam perjalanan selama satu musim, lanjut dia, ia selalu menempatkan diri pada posisi yang tepat. Kesempatan besar meraih gelar pun selalu dimanfaatkan dengan baik. Barty bersyukur upaya tersebut mendapatkan hasil memuaskan.