Senin 04 Nov 2019 19:01 WIB

Sebagian Besar Pemimpin ASEAN tidak Temui Perwakilan AS

Presiden AS Donald Trump memutuskan tidak menghadiri KTT ASEAN.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, kiri kelima, berfoto bersama dengan pemimpin ASEAN dari kiri; Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Indonesia Joko Widodo, dan Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith saat KTT ASEAN-Jepang di Nonthaburi, Thailand, Senin (4/11).
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, kiri kelima, berfoto bersama dengan pemimpin ASEAN dari kiri; Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Indonesia Joko Widodo, dan Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith saat KTT ASEAN-Jepang di Nonthaburi, Thailand, Senin (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, NONTHABURI -- Sebanyak tujuh pemimpin negara Asia Tenggara melewati pertemuan penting dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu diduga karena Presiden AS Donald Trump memutuskan tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-35 di Thailand.

Trump hanya mengirimkan penasihat keamanan Gedung Putih Robert O'Brien dalam pertemuan tahunan ASEAN ini. Langkah itu sangat berbanding terbalik dengan 10 negara anggota ASEAN yang datang bersama kepala pemerintahan mereka.

Baca Juga

Hanya perdana menteri Thailand Prayuth Chan-cha selaku tuan rumah, Perdana Menteri Vietnam dan Perdana Menteri Laos yang bertemu dengan O'Brien. Sementara negara lain hanya mengirim menteri luar negeri.

Pertemuan tahunan ASEAN menjadi wadah bagi pemimpin-pemimpin negara Asia Tenggara membuat kesepakatan dengan kekuatan besar dunia. Meningkatkan pengaruh mereka di kawasan dalam sektor keamanan dan perdagangan.

Dalam beberapa tahun terakhir China memperkuat pengaruhnya di kawasan itu. China menggeser Washington yang selama ini sangat berpengaruh di Asia Tenggara.

Trump memilih tidak hadir dalam pertemuan ASEAN tahun ini. Ia juga tidak mengirim Wakil Presiden Mike Pence atau Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.

Ketidakhadiran Trump ini diisi kekuatan-kekuatan besar lainnya. Seperti Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri India Narendra Modi dan terutama Perdana Menteri China Li Keqiang.

Biasanya AS menggelar pertemuan sela dengan pemimpin-pemimpin negara Asia Tenggara di KTT ASEAN. Pertemuan itu dihadiri kepala pemerintahan masing-masing. Tahun ini negara-negara ASEAN hanya mengirim menteri luar negeri mereka untuk bertemu dengan O'Brien yang dikirim Trump sebagai 'utusan khusus'.

"Saya kira para pemimpin akan menghadiri pertemuan bila rekan mereka juga hadir, ini hanya permasalahan keseimbangan yang tepat," kata Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez, Senin (4/11).

Selama pertemuan itu, O'Brien membacakan pesan Trump. Presiden AS yang sedang diselidiki House of Representative itu mengundang pemimpin negara-negara ASEAN menggelar 'pertemuan khusus' di Washington.

ASEAN terdiri dari Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Dalam pertemuan ini mereka berjanji mempercepat pertumbuhan pasar regional yang berpopulasi 650 juta jiwa.

Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara menggelar pertemuan terpisah dengan rekan-rekan mereka di luar blok itu, seperti AS, China, Jepang, Australia, dan India.

Pemimpin-pemimpin negara ASEAN mengatakan mereka menyambut baik hasil negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Namun, para pejabat mengatakan masih ada masalah yang belum dapat diselesaikan oleh 16 negara yang terlibat dalam kesepakatan itu sehingga RCEP belum dapat ditandatangani awal tahun depan. RCEP bertujuan membentuk perdagangan bebas antara ASEAN dan enam negara lainnya yang akan mencakup sepertiga perdagangan global.

ASEAN juga melaporkan adanya kemajuan dalam negosiasi rancangan kode etik dengan Cina yang bertujuan mencegah konfrontasi bersenjata di Laut China Selatan. Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam memperebutkan perairan kaya raya itu dengan China dan Taiwan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement