Selasa 05 Nov 2019 18:44 WIB

BPS: Jumlah Pengangguran Bertambah

Kenaikan jumlah pengangguran dikarenakan meningkatnya jumlah angkatan kerja.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salah satu stand perusahaan saat bursa kerja. ilustrasi
Foto: ANTARA
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salah satu stand perusahaan saat bursa kerja. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2019 adalah 5,28 persen, menurun dibandingkan Agustus 2018, yakni 5,34 persen. Tapi, apabila dilihat dari jumlah pengangguran, trennya menunjukkan peningkatan dari 7,0 juta orang pada tahun lalu menjadi 7,05 juta orang di tahun ini. 

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Margo Yuwono mengatakan, kenaikan jumlah pengangguran sepanjang satu tahun terakhir dikarenakan jumlah angkatan kerja yang juga meningkat. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Komponen pembentuk angkatan kerja ini merupakan penduduk yang bekerja dan pengangguran.

Baca Juga

Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 adalah 131,01 juta orang, naik menjadi 133,56 juta orang pada Agustus 2019. Artinya, terjadi pertumbuhan 1,95 persen selama satu tahun.

"Bertambahnya jumlah angkatan kerja tersebut terbagi menjadi dua, ada yang masuk ke  pasar kerja atau disebut kategori bekerja dan pengangguran," ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (5/11).

Dari total 133,56 juta orang, Margo menambahkan, sebanyak 126,51 juta orang merupakan penduduk bekerja. Sisanya, 7,05 juta orang tidak terserap di pasar kerja atau disebut sebagai penganggur.

Apabila dibandingkan tahun lalu, dua kategori tersebut sebenarnya sama-sama tumbuh. Sementara jumlah penduduk bekerja bertambah 2,50 juta orang atau tumbuh 2,02 persen, jumlah pengangguran bertambah 50 ribu orang atau 0,71 persen. Karena pertumbuhan jumlah penduduk bekerja yang lebih cepat, TPT pada Agustus 2019 jadi menurun.

Jika dilihat lebih dalam, Margo menuturkan, peningkatan jumlah pengangguran tidak dapat disebabkan secara gamblang. Di satu sisi, ada yang dulu statusnya bekerja, sekarang kini menjadi pengangguran.

Sebaliknya, ada juga yang menganggur dan kini sekarang bekerja. "Total dinamika kependudukan ini menyebabkan jumlah pengangguran menjadi 50 ribu orang," ucapnya.

Secara jenjang pendidikan, TPT tertinggi terjadi pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yakni 10,42 persen. Dominasi SMK pada TPT sudah terjadi sejak 2015 dengan tren yang terus menurun.

Margo menuturkan, penyebab tren penurunan ini karena program link and match yang sudah diusung pemerintah sejak beberapa tahun terakhir, meskipun belum terlalu signifikan.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada Agustus 2019 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu pertanian (27,33 persen), perdagangan (18,81 persen) dan industri pengolahan (14,96 persen).

Suhariyanto menyebutkan, ada tren menarik pada struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama. Sektor pertanian mengalami penurunan tenaga kerja sebesar 1,12 juta atau 1,46 persen dari Agustus 2018 ke Agustus 2019.

"Hal ini bagus karena beban pertanian sudah berat dan harus ada transformasi pertanian ke industri dan jasa," ucapnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta.

Di sisi lain, sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman mengalami peningkatan terbesar yakni 0,50 persen poin dari 6,18 persen pada Agustus 2018 menjadi 6,68 persen pada Agustus 2019. Penyebab utamanya, pertumbuhan sektor ini yang terus menunjukkan kinerja positif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement