Selasa 12 Nov 2019 19:15 WIB

BI Dorong Holding Bisnis Pesantren

Pesantren memiliki modal besar untuk membangun ekosistem bisnis digital.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam acara ‘Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth’ di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/8).
Foto: Republika/Novita Intan
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam acara ‘Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth’ di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mendorong pembentukan holding bisnis pesantren pada pelaksanaan Indonesia Sharia Economic Festival 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (12/11). Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menyampaikan inisiasinya sudah ada sejak lama.

"Iya sudah lama, BI hanya bersifat mendorong, untuk pelaksanaannya kita serahkan pada pesantren-pesantren yang terlibat," katanya.

Baca Juga

Inisiatif pembentukan holding pesantren berdasar pada potensi yang meliputi 29 ribu pondok pesantren dengan lima juta orang santri. Menurutnya, modal besar pesantren untuk membangun ekosistem digital secara internal tidak diragukan lagi.

Bahkan lebih jauh dari itu, ekosistem digital antar pesantren tidak harus selalu diarahkan pada kegiatan ekonomi. Namun juga bisa dimanfaatkan dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran maupun koordinasi antar pesantren.

Targetnya, pesantren tidak hanya menjadi obyek dan pasar dalam era ekonomi digital yang berkembang pesat seperti sekarang ini. Tetapi juga menjadi subyek atau penggerak utama dalam iklim ekonomi digital, terutama pada lingkup produk dan layanan berbasis syariah.

"Melihat potensi yang besar dari ekosistem pesantren di Indonesia, kami mengapresiasi adanya inisiasi penyusunan Holding Bisnis Pesantren," kata dia.

Dalam naungan holding bisnis pesantren tersebut, diharapkan terbentuknya manajemen dan tata kelola yang baik bagai setiap entitas pesantren di dalamnya. Sehingga, ketika akan memasuki aktivitas usaha dengan skala yang lebih besar dalam unit usaha pesantren, pengelolaan SDM sudah baik.

Pada setiap pesantren bisa saling melengkapi untuk memenuhi kualifikasi layaknya lembaga-lembaga professional lainnya. Dody menitip harapan pada para pimpinan dan pengasuh pondok pesantren terkait beberapa hal.

 

Pertama, memperkuat sinergi dan kolaborasi anter pesantren, baik dalam lingkup pemberdayaan ekonomi, maupun kegiatan yang lainnya. Dengan tujuan memperkuat peran Pesantren di dalam rantai nilai halal nasional.

Kedua, senantiasa mampu beradaptasi dengan perubahan, khususnya dalam pemanfaatan peluang yang ada di dalam era ekonomi digital. Bank Indonesia dalam hal ini terbuka untuk menjadi partner kerjasama yang mampu membawa level usaha unit usaha pesantren setingkat lebih tinggi dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement