REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI— Sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Provinsi Jambi melakukan pembinaan mental dan ahlak santri melalui bela diri silat yang merupakan bela diri tradisional Indonesia.
“Silat merupakan bela diri peninggalan leluhur kita, dalam bela diri silat salah satu yang diajarkan yakni membina mental dan ahlak,” kata guru silat Ponpes Modern Al-Hidayah, Gatot Subroto, di Jambi, Selasa (12/11).
Gatot menjelaskan, selain diajarkan ilmu agama, di Ponpes modern santri turut diajarkan ilmu pengetahuan umum dan bela diri silat kepada santri dan santri wati. Tujuan utama santri di ponpes diajarkan bela diri silat bukan untuk kesombongan, melainkan untuk melatih mental dan ahlak para santri.
Dalam bela diri silat, kata Gatot, gerakan atau jurus-jurus yang pertama kali diajarkan yakni jurus atau gerakan pertahanan. Artinya bela diri silat diajarkan bukan untuk menyakiti lawan, melainkan untuk membela diri atau melakukan pertahanan jika diserang.
Dalam filosofi silat tersebut, menurut dia, santri harus mampu mengendalikan diri. Artinya santri harus memiliki mental yang kuat untuk mengendalikan diri. Serta santri dituntut memiliki ahlak mulia, karena bela diri silat yang diajarkan kepada santri bukan digunakan untuk menyakiti atau menyerang seseorang.
“Di Ponpes Modern Al-Hidayah, ada ratusan santri yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler bela diri silat ini, baik santri setingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) maupun santri setingkat Sekolah Menegah Atas (SMA),” jelas Gatot Subroto.
Tidak hanya di Ponpes modern Al Hidayah, mayoritas Ponpes di daerah itu turut mengajarkan bela diri silat kepada santrinya. Namun tidak semua ponpes mengajarkan bela diri silat dari perguruan yang sama.
Terdapat beberapa perguruan silat yang diajarkan kepada santri di daerah itu, di antaranya perguruan silat Tapak Suci dan perguruan silat Setia Hati Teratai.